30 September 2010

Cerbung




The Way Of Love [Part 6]


Malam semakin larut, tapi So Eun masih tampak duduk dibibir kolam renang dirumahnya sambil memainkan air kolam dengan kakinya. Pandangannya melayang-layang kelangit-langit atap mulutnya tak berhenti menyunggingkan senyuman, ntah apa yang dia pikirkan. Pengurus Kim yang melihat suasana hati nonanya yang sedang cerah dan berseri-seri merasa perlu mengetahui apa gerangan yang membuat nona muda satu-satunya itu begitu bahagia hari ini. Pengurus Kim pergi mendekati So Eun.

“wah...sepertinya matahari masih bersinar sampai malam ini, karna melihat Nona So Eun saya ini masih cerah sampai malam selarut ini” goda Pengurus Kim saat mengambil posisi duduk di sebelah So Eun.

“Pengurus Kim...” teriak So Eun memeluk lalu melepaskan pelukannya

“Nona...sepertinya nona senang sekali hari ini. Lihat saja wajah nona yang begitu berseri-seri, ini pertama kalinya saya melihat nona sesenang ini setelah kematian nenek nona. Memangnya apa yang membuat nona seperti ini?” tanya Pengurus kim ingin tahu.

“Hari ini adalah hari yang paling istimewa bagiku Pengurus Kim... ” kata So Eun tertawa kecil

“O...saya tau kalau hari ini nona ulangtahunkan, apa karna itu nona sebahagia ini? Atau karna nona melalui hari ini dengan tuan muda yang bernama Kim Bum itu? Yang minumnya air dokter” ucap Pengurus Kim ikut tertawa kecil

“hahaha...Pengurus Kim, kau ini ingin tahu saja” So Eun tertawa

“tentu saja...ini kejadian langka sekali, biasanya saya melihat nona bermuram durja, kalau pun senyum juga dipaksakan...”jawab Pengurus Kim

“benarkah aku seburuk itu? Sebenarnya aku bahagia kerna...tapi pengrus kim jangan bilang siapa-siapa ya...ini rahasia kita berdua” kata So Eun

“baiklah nona, saya janji...” balas Pengurus Kim

“Benar sekali tebakkan pengurus Kim, kalu aku bahagia karna....” gantung So Eun

“karna Nona berulang tahun hari ini ya nona?” tanya Pengurus Kim tak sabar menunggu jawabanya

“Itu juga sih...tapi aku lebih bahagia karna hari ini aku lalui bersama orang yang special bagiku” jawab So Eun tersenyum manis. “Dari pagi dia selalu membuatku tersenyum bahkan tertawa. Dia buatkan pesta kejutan untukku walaupun pertamakalinya aku kesal, tapi aku tau kalau dia hanya ingin membuatku tersenyum dan bahagia di hari ulang tahunku. Dilanjutkan dengan kepergian kami ke pasar hewan, melihat tampang seriusnya saat belajar dan melihat wajah terkejutnya saat ia diminta untuk menjadi pasanganku dalam pemotretan...membuatku tak bisa berhenti tersenyum, wajahnya slalu muncul dalam benakku” aku So Eun

“apakah yang Nona maksud Tuan muda Kim Bum?” tanya pengurus Kim penasaran

“Iya...dialah orangnya” jawab So Eun mantap

“Bagaimana bisa nona? Bukankah nona berpacaran dengan tuan muda Geun Suk” tanya Pengurus Kim agak khawatir

“Ntahlah pengurus Kim...aku tidak tau sejak kapan Ia berhasil mencuri hatiku, membuatku slalu memikirkan tentang dirinya dan slalu ingin didekatnya. Ntah mengapa saat bersamanya aku merasakan kedamaian, kenyamanan, kehangatan dan kasih sayang yang tulus. Walaupun tak jarang diantara kami sering ada sedikit marah-marahan, tapi selalu saja diakhiri dengan senyuman dan canda tawa. Aku tidak pernah merasakan perasaan ini sebelumnya, perasaan yang begitu indah bagiku. Hanya kepalsuan yang kurasakan saat bersama Geun Suk, dengannya aku tak merasakan seperti apa yang aku rasakan saat bersama Kim Bum. Apa aku mungkin jatuh cinta pada Kim Bum pengurus Kim?” ungkap So Eun.

“Wah...benarkah begitu nona? Saya rasa nona memang telah jatuh cinta pada tuan muda yang minumnya air dokter itu. Apalagi ini pertamakalinya nona merasakan perasaan seperti ini, bisa-bisa kalian adalah Soulmate. Tapi bagaimana dengan tuan muda Geun Suk, apakah nona mau menyakiti perasaanya?”

“itulah masalahnya pengurus Kim, aku tidak berani memutuskan hubungan ku dengan Geun Suk karna takut nanti akan membuatnya tersakiti, tapi aku juga tidak bisa membohongi perasaanku yang sedang bergelora ini. Dari awal aku memang tidak mencintai Geun Suk tapi waktu itu aku berharap bisa mencintainya, namun rasa cinta itu tak pernah muncul untuk dirinya” ucap So Eun lemas

“Sudahlah nona...nona tidak usah khawatir, kalau nona dan tuan muda Kim Bum berjodoh, Tuhan akan membukakan jalan bagi kalian hingga saatnya kalian bersatu dalam peraduan cinta. Yakinlah bahwa Tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik untuk nona. Saya yakin kalau nona bisa mengambil keputusan yang bijak dalam hal ini, karna sekarang nona sudah tumbuh dewasa” kata Pengurus Kim menghibur

“benarkah Pengrus Kim...aku harap juga begitu” kata So Eun

“Sekarang sebaiknya nona pergi tidur, karna ini sudah tengah malam” pinta Pengurus Kim

“baiklah pengurus Kim...kau juga tidur juga ya...aku keatas dulu...” pamit So Eun lalu bergerak kekamarnya.

Flashback...

Saat sampai di pasar hewan Kim Bum langsung mengajak So Eun ketempat toko langganan ibunya. Di toko itu tidak saja menjual daging ayam dan sapi yang akan dimakan, tetapi juga menjual hewan yang patut untuk dipelihara atau dijadikan bahan eksperimentasi. Tak jarang mahasiswa kedokteran atau biologi datang ketoko itu untuk membeli hewan untuk penelitian mereka.So Eun kesulitan mengikuti langkah kim Bum yang cepat, apalagi pasar ini dipenuhi oleh orang. Tak jarang Kim Bum menghentikan langkahnya agar Ia bisa beriringan dengan So Eun, tapi ketika sudah mulai berjalan lagi, So Eun tertinggal lagi. Kim Bum tau ini baru kali pertama untuk So Eun menginjakkan kakinya di keramaian dengan suasana seperti ini, bau meyengat banyak hadir dari kotoran-kotoran hewan yang tidak dibersihkan oleh pemiliknya. Kadang tampak kerutan di kening So Eun. Melihat So Eun begitu Kim Bum berinisiatif untuk membuatnya tetap nyaman. Kim Bum pun meraih tangan So Eun dan mengenggamnya erat lalu menuntun So Eun berjalan. SO Eun membalas genggaman tangan Kim Bum dan mengikuti langkah Kim Bum yang menuntunya. Setelah sampai di sebuah toko yang berisi berbagai macam binatang baik yang mau disemblih, dipelihara atau untuk penelitian Kim Bum pun melepaskan tangan So Eun. Dia mengisyaratkan pada So Eun agar tetap berdiri disitu, setelah itu ia pergi ke dalam mencari si empunya toko.

Sepeninggal Kim Bum, So Eun berjalan pelan sambil mengamati binatang-binatang yang dilewatinya. Langkahnya berhenti ketika melihat seekor kucing putih dengan bulu lebatnya. So Eun mengelus kucing itu dengan penuh kasih sayang dan kekaguman akan keindahan ciptaan Tuhannya itu. So Eun semakin gemas saat kucing itu mengeong seperti mengucapkan terimakasih atas perlakuan So Eu terhadapnya. Kim Bum yang menyaksikan kejadian itu dari kejauhan terlihat senyam-senyum sendiri. So Eun tampak berdialog dengan kucing itu, Kim Bum pun tertawa kecil menyaksikannya.

“Hei...anak muda kau mau beli apa?” sapa pemilik toko menghancurkan perhatian Kim Bum kepada So Eun

“Bapak...saya mau beli katak hijau Pak” jawab Kim Bum ramah

“Sejak kapan keluargamu memakan katak hijau?” tanyan si pemilik toko yang bernama Lee Wong Houn

“Ah bapak...itu bukan untuk dimakan, tapi untuk tugas penelitianku” balas Kim Bum

“Ouh...begitu. Hmm, ngomong-ngomong wanita cantik di depan itu siapa?” tanya pak Lee

“Dia temanku...” jawab Kim Bum

“Benarkah Cuma teman?” tanya Pak Lee sedikit menyelidik.

“iya...” jawab Kim Bum gugub

Pak Lee berjalan mendekati So Eun yang sedang asyik berbicara dengan kucing tadi. Ternyata So Eun sangat menyukai kucing, itu tampak dari caranya yang berbicara dengan kucing seolah-olah mereka sedang mendiskusikan sesuatu. Kucing itu juga tampak bersemangat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari So Eun, walaupun jawabannya tetap sama yakni ‘Meong..meong..meong’, tapi sepertinya So Eun menangkap makna lain dari kata ‘Meong’ yang tentunya hanya dia yang tau. Kim Bum mengikuti Pak Lee ke arah So Eun.

“Hei nona cantik...anda ingin membeli sesuatu?” tanya Pak Lee menghentikan perbincangan antara So Eun dan kucing bermata biru tadi.

“Ah...iya..aku bersama Kim Bum kemari untuk membeli Katak hijau. Perkenalkan, nama saya Kim So Eun” jawab So Eun seraya membungkukkan badannya.

“jadi benar kalau kau pacarnya Kim Bum?” tanya Pak Lee sambil mengambil sebuah kandang berisi beberapa katak hijau.

“Pak Lee...kan tadi sudah ku bilang kalau dia itu temanku” ucap Kim Bum mewakili So Eun.

“Ah...aku tidak percaya ini, kau salah besar Bummie, kusarankan cewek secantik So Eun seharusnya kau jadikan pacar bukan hanya sekedar teman” kata Pak Lee dengan tampang serius yang membuat muka So Eun dan Kim Bum memerah.

“Aish...bapak ini, membuatku malu saja” ucap Kim Bum yang disambut dengan tawa oleh Pak Lee

“So Eun...aku beritahu padamu bahwa dia orang baik, wajahnya lumayan tampan, dia juga anak berbakti, otaknya juga terlalu encer, kau takan menyesal bila menjadi pacarnya” promosi Pak Lee sambil menunjuk kearah Kim Bum yang membuat Kim Bum mati gaya sedangkan So Eun hanya tertawa kecil mendengar ucapan Pak Lee itu.

“Baiklah Pak...akan saya pertimbangkan saran dari anda, terimakasih” jawab So Eun tertawa.

“Ini katak hijaunya...kalian tidak mau membeli yang lain?” tanya Pak Lee serambi menyerahkan bungkusan yang berisi seekor katak hijau

“tidak Pak...terimakasih” jawab Kim Bum menyerahkan uangnya.

“kami pergi dulu Pak” pamit So Eun dan Kim Bum menunduk, sebelum pergi So Eun juga berpamitan dengan lawan bicaranya tadi. Kucing itu mengeong dengan nada sedih melepas kepergian So Eun. Kim Bum melihat keberatan hati So Eun meninggalkan kucing itu.

So Eun meminta istirahat sebentar, Kim Bum mengabulkannya dan mengajak So Eun duduk di taman dekat pasar hewan itu. So Eun melihat di sekeliling taman, pandangannya berhenti di tempat panjual Es krim. Dia pun berlari ke tempat penjual Es krim itu, Kim Bum hanya menuruti So Eun menuju tempat penjualan Es krim. Tampak anak-anak berserta ibu mereka juga sedang mengantri untuk membeli es krim. Setelah mendapatkan Es krim yang diminatinya So Eun langsung meninggalkan gerobak penjual Es Krim lalu berjalan menuju tempat duduk yang ada di alun-alun taman tanpa mempedulikan Kim Bum. Kim Bum langsung membayar Es krim So Eun dan berlari menuju So Eun lalu duduk di sebelah So Eun yang kini menikmati Es Krim.

“Kim Bum...kamu tidak suka Es Krim ya?” tanya So Eun heran melihat Kim Bum tak membawa Es Krim

“Aku suka...” jawab Kim Bum singkat

“Lalu mengapa kau tidak membeli Es Krim?” tanya So Eun lagi

“tadi yang tersisa Cuma rasa kacang, aku alergi sama kacang” kata Kim Bum

“Ouh...jadi begitu...Kau mau merasakan punyaku?” tawar So Eun sambil menyodorkan Es Krimnya ke mulut Kim Bum.

“Ah...tidak usah, kau makan sendiri saja” tolak Kim Bum malu

“Tidak apa-apa, aku ikhlas kok...atau apa kau takut kalau aku akan menularimu penyakit? Aku sehat kok...” ungkap So Eun

“bukan...bukan begitu...” jawab Kim Bum

“atau kau juga alergi coklat?” tanya So Eun menikmati Es Krimnya lagi

“tidak...aku paling suka coklat” jawab Kim Bum.

“Kalau begitu cobalah ini, enak sekali...” tawar So Eun lagi

“Baiklah...” jawab Kim Bum, saat kim Bum akan meraih es krim di tangan So Eun lebih dulu menyodorkan esnya ke mulut Kim Bum untuk menyuapinya es itu. Kim Bum tersenyum dan mencoba es krim itu dari So Eun.

“Bagaimana? Enakkan?” tanya So Eun setelah Kim Bum memakan Es krimnya

“Enak sekali...” jawab Kim bum tersenyum

“tentu saja...Sudah ya, kau tidak boleh memintanya lagi” ucap So Eun menarik Es krimnya lalu mulai menikmati es krimnya kembali. Kim Bum hanya tersenyum memandang kagum pada wanita yang sedang memakan es krim disampingnya itu.

“mengapa kau memandang ku seperti itu?” tanya So Eun yang sadar dirinya dipandang Kim Bum

“ah, tidak...siapa yang memandangmu? kau GR sekali” jawab Kim Bum mengalihkan perhatiannya ke depan

“Kau ini munafik sekali, jelas-jelas tadi kau memandangku” ucap So Eun kesal. Kim Bum hanya tertawa kecil mendengar omelan So Eun.

“Oiya, kau belum menjawab pertanyaanku tadi. Kemana orang tuamu?” tanya Kim Bum

“Orangtuaku sekarang sedang di Jepang, mereka mengurus perusahaan yang ada disana, sampai-sampai meninggalkan ku sendiri disini” jawab So Eun dengan nada sedih sambil membuang tangkai eskrimnya yang telah habis.

“memangnya mereka sudah berapa lama tidak pulang?” tanya Kim Bum

“sudah satu tahun, tapi aku sudah terbiasa ditinggal. Kalau pulangpun mereka hanya sebentar disini, paling lama satu minggu. Makanya agar tidak merasa terlalu kesepian aku mau jadi artis agar aku memilki kesibukan. Kadang aku merasa tidak memiliki orangtua” ungkap So Eun dengan nada datar

“maafkan aku telah membuatmu sedih...” kata Kim Bum merasa bersalah

“Tidak apa-apa, aku malah senang kau mau mendengarku. Lalu bagaimana dengan mu, aku belum melihat Ayahmu?” balas So Eun nanya

“Ayahku sudah meninggal tiga tahun yang lalu...” jawab Kim Bum

“ah...maafkan aku, aku turut berduka...kalau aku bleh tau, apa penyebab ayahmu meninggal?” tanya So Eun

“Ayahku terkena serangan jantung...sebenarnya ia sudah lama mengidap penyakit itu, tapi saat mendengar bahwa uang perusahaannya dibawa oleh kariyawan kepercayaannya, penyakitnya langsung kambuh dan semakin parah. Saat dirawat ayahku mengalami kebangkrutan dan tak lama setelah itu Ia meninggal...rumah kami beserta isinya disita oleh bank, untung saja motor ku tidak mereka bawa juga karna itu hadiah ulangtahunku dari ayah...makanya aku sekarang ingin sekali menjadi pengusaha sukses seperti ayahku dan aku ingin membuktikan kepada ayah kalau aku adalah anaknya yang dapat ia banggakan. Dulu ayah sering bilang kalau ingin menjadi sepertinya aku harus menjadi orang pintar” terang Kim Bum panjang lebar

“sepertinya ayahmu sangat menyayangi kalian...beda dengan orangtuaku yang hanya sibuk dengan pekerjaannya tanpa peduli kalau anak mereka kekurangan kasih sayang” kata So Eun

“Kau tidak bisa menyamakan orangtuamu dengan ayahku, mungkin mereka memang tak bisa mempercayai seseorang untuk menghandel perkerjaan yang besar, mereka takut kalau-kalau terjadi penipuan atau seperti yang dialami ayahku. Makanya mereka mengurus semuanya sendiri. Kalau soal kasih sayang ini hanya persoalan waktu, nanti apabila mereka menemukan orang yang dapat mereka percaya untuk mengelola perusahaan mereka yang telah dibangaun susah payah untukmu, merekapun akan menghabiskan sisa waktunya denganmu, jadi kau tidak perlu terlalu menghakimi orangtuamu, aku yakin mereka sangat menyayangimu” hibur kim Bum

“Iya, aku tau...” balas So Eun

“Sudahlah...ayo kita kerumahmu mengerjakan tugas ini” ajak Kim Bum, So Eun membalas dengan anggukan tanda setuju.

Kini mereka berjalan beriringan menuju motor Kim Bum. Sesekali mereka tampak saling melempar senyuman satu sama lain. Kim Bum memberikan helm kepda So Eun. Setelah keduanya naik motor Kim Bum tidak langsung menghidupkan motornya. Ia menyuruh So Eun menunggu sebentar sepertinya Ia lupa sesuatu. Kim Bum berlalu memasuki pasar hewan. So Eun menunggu dengan setia. Kim Bum kembali dengan membawa sesuatu bingkisan lalu memberikan bingkisan itu kepada So Eun.

“Apa ini?” tanya So Eun bingung sambil menerimanya

“itu kado dariku...” ucap Kim Bum seraya memasang helmnya

“terimakasih...apa aku boleh melihat isinya, ini agak berat” jawab So Eun tersenyum

“ nanti saja kalu sudah sampai dirumahmu kita buka” suruh Kim Bum

“Baiklah...” ucap So Eun menaiki motor Kim Bum. Tidak begitu lama mereka sampai dirumah So Eun. So Eun bergegas masuk rumah yang diikuti Kim Bum dari belakang.

“sekarng apa aku boleh membukanya?” tanya So Eun kepada Kim Bum

“tentu saja...” jawab Kim Bum tersenyum. So Eun mulai membuka sebuah kotak besi berukuran seperti kandang yang dibungkus oleh kertas kado. So Eun terkejut melihat isi kandang tersebut. Ternyata Kim Bum menghadiahkan seekor Kucing berbulu lebat dan lembut yang memiliki mata hijau dan warna bulu putih bersih. So Eun mengeluarkan kucing itu dari kandangnya lalu menggendongnya penuh kelembutan. Kucing itu mengeong gembira tapi So Eun lebih gembira lagi.

“Kucing siapa itu Nona?” tanya Pengurus Kim yang muncul tiba-tiba dari belakang sambil membawakan jus.

“hei...pengurus Kim, ini kucingku...hadiah dari Kim Bum” ucap So Eun tertawa sambil menunjukan kucingnya

“wah...kucing ini cantik sekali...siapa namamu?”tanya Pengurus Kim kepada kucing itu. Kucing menjawab dengan meongan cerianya

“iya...dia harus di berinama, menurutmu apa nama yang cocok untuknya?” tanya So Eun kepada Kim Bum

“aku tidak tau, terserahmu saja...” kata Kim Bum yang kini memulai penelitiannya, sedangkan So Eun masih sibuk dengan kucing barunya.

“baiklah kalau begitu...pengurus Kim, mulai sekarang kau boleh memanggilnya denngan nama Sang Eun” ucap So Eun semangat

“Sang Eun...nama yang bagus, kira-kira apa ya makna namamu? ” tanya Pengurus kim lagi pada si kucing.

“makna namaku adalah gabungan nama pemilikku Kim Sang Bum dan Kim So Eun pengurus Kim...” jawab So Eun mewakili Sang Eun

“ouh...baiklah Sang Eun, aku harus bekerja kembali. Selamat menjalani hari-harimu disini” pamit pengurus Kim.

“Sang Eun...mulai sekarang kau panggil aku Omma dan orang yang sibuk membedah katak itu aboji ya...kami adalah orangtuamu sekarang” bisik So Eun kepada Sang Eun. Sang Eun mengeong ceria. “Lihatlah abojimu itu...dia serius sekali mengerjakan tugas kami...tapi dia terlihat sangat tampan bukan?”tambah So Eun tersenyum takjub memandang Kim Bum yang kini sibuk dengan tugasnya sambil mendengarkan musik lewat MP4nya. “Sang Eun...ayo ganggu aboji mu. Ini perintah!” kata So Eun melepaskan Sang Eun dari pangkuannya. Sang Eun pun berlari ketempat Kim Bum dan duduk di pangkuan Kim Bum sambil mengeong manja.

“Hai...kucing cantik, mengapa kau kesini? Mohon jangan ganggu aku dulu ya...aku mau menyelesaikan tugas ku dulu, nanti kalau sudah selesai aku janji akan main denganmu. Sekarang main bersama So Eun dulu ya...” suruh Kim Bum sambil mengelus lembut Sang Eun. Sang Eun mengeong kecewa dan berjalan kembali pada So Eun.

“Sang Eun...kau jangan sedih, aboji mu memang begitu...apabila sudah mengerjakan sesuatu dia akan terfokus dengan pekerjaannya itu sampai selesai. Kau jangan takut, jika dia selesai pasti akan bermain dengan mu, sekarang kita pergi kekamarku saja yah, temani aku tukar baju...” ajak So Eun menggendong Sang Eun pergi kekamarnya meninggalkan Kim Bum yang asyik dengan tugasnya.

“Huft...akhirnya selesai juga,..So Eun kau dimana?” teriak Kim Bum

“sebentar...aku akan turun... ” jawab So Eun dar atas

“Cepatlah...” perintah Kim Bum

“Iya...iya...” jawab So Eun berlari kebawah bersama Sang Eun dalam pangkuannya

“Tugas kita sudah selesai...aku pualang dulu ya...” kata Kim Bum setelah So Eun berada didepannya.

“Hei...kau tidak bisa pulang begitu saja, bukankah kau berjanji pada Sang Eun akan bermain bersamanya selesai buat tugas?” kata So Eun sedikit kesal

“Sang Eun? Siapa Sang Eun?” Kim Bum bingung

“Lihat abojimu itu, bahkan dia tidak tau namamu...” kata So Eun kepada Sang Eun

“Aboji?” Kim Bum berpikir keras

“Sang Eun adalah nama kucing ini, aku yang memberinya nama itu, gabungan nama kita. Aboji panggilan Sang Eun pada mu, sedangkan padaku Sang Eun memanggil Omma...” jelas So Eun

“apa? Dia memanggilku aboji? Dan memanggilmu omma? berarti kita suami istri yang memiliki anak seekor kucing bernama Sang Eun...” kata Kim Bum tertawa

“maksudku kita orangtua asuhnya” jawab So Eun kesal

“Wah..berarti kita keluarga kecil yang bahagia...baiklah Sang Eun kau mau main apa?” tanya Kim bum kepada Sang Eun sambil membawa Sang Eun kepangkuannya. Sang Eun hanya mengeong manja setelah berada dipangkuan kim bum. Mereka pun bermain bersama. Sedang asyik bermain ponsel So Eun berbunyi, ternyata dari menejer Park. So Eun pergi menjauh Kim Bumdan Sang Eun mengangkat untuk mengangkat ponselnya.

“halo menejer Park...ada apa?” tanya So Eun

“So Eun apa kau sibuk hari ini, ada satu majalah yang memintamu untuk menjadi modelnya, tapi pemotretannya sekarang karna majalah ini akan terbit besok” ucap menejer Park dibalik telepon

“Apa? Mendadak sekali, hari ini aku kan hari ulang tahunku, aku mau libur saja” tolak So Eun

“So Eun ku yang cantik...aku mohon pada mu, ini kesempatan besar karna bayarannya juga besar dan majalhnya juga terkenal, ayolah So Eun...bantu aku ya, aku telah menyetujuinya tadi, kau langsung saja pergi ketempat pemotretan akan aku berikan alamatnya” pinta menejer park

“Baiklah...” kata So Eun lemas

“terimakasih So Eun...” jawab Menejer park gembira

“Kim Bum...aku ada pemotretan mendadak, kalau kau mau pulang, pulang saja...” kata So Eun.

“Kau pergi dengan siapa?” tanya Kim Bum

“Sama pak jang dan mobilku” jawab So Eun

“apa kau mau kutemani? Kau pergi dengan ku saja” tawar Kim Bum

“apa tidak merepotkan? Aku mungkin sampai malam” tanya So Eun

“Tentu saja tidak, lagian aku tidak akan kemana-mana lagi” jawab Kim Bum

“Baiklah ayo kita pergi...”ajak So Eun. “Sang Eun, kau dirumah bersama Pengurus Kim ya,...Omma dan aboji pergi sebentar ” kata So Eun berpamitan pada Sang Eun. Sang Eun tersenyum geli mendengar ucapan So Eun. Setelah sampai ditempat pemotretan So Eun langsung dirias. Beberapa menit dirias So eun pun melakukan pemotretan beberapa sesi dengan kostum yang berbeda.

Menejer Jang tampak sigap mengurusi semua kebutuhan So Eun. Kim Bum hanya terpaku kagum memandangi So Eun yang sedang melakukan pemotretan. Tiba-tiba pemotretan di hentikan, produsernya mengatakan bahwa model lelakinya mengalami kecelakaan dijalan, jadi dia tidak bisa datang. Semua ribut mencari penggantinya. Pandangan produsernya berhenti pada Kim Bum, dia mendekati kim Bum dan memperhatikan Kim Bum dari ujung rambut sampai ujung kaki. Kim Bum terheran.

“kau siapa?” tanya produsernya

“ aku Kim Bum teman So Eun” jawab Kim Bum

“So Eun bisakah aku meminjam temanmu menjadi modelnya? Dia memenuhi syarat untuk menjadi model” teriak Produser itu ke So Eun

“Apa? Aku menjadi model? Anda salah besar, aku tidak ada pengalaman dalam dunia model. Mimpi saja tidak pernah” jawab kim Bum mewakili So Eun

“tidak apa-apa menjadi model itu murah saja, kau hanya perlu mendengarkan arahan fotografer dengan baik. Aku mohon pada mu, majalah kami akan terbit besok,aku akan melebihkan sedikit bayaranmu” pinta produser

“Tidak apa-apa Kok Bum, aku akan mengajarimu...Kau coba saja dulu, agar pemotretan ini cepat selesai” kata So Eun asal. Kim Bum tidak bisa percaya dengan jawaban So Eun.

Kim Bum ditarik menejer Park ketempat rias. Kim Bum masih enggan, tetapi produser itu memohon hingga Kim Bum dengan berat hati melakukannya. Dia pun menjalani sesi-sesi pemotertan, dengan baik Kim Bum bisa melakukan arahan dari fotografernya.

Kini gantian So Eun yang terkagum-kagum memandang Kim Bum. Setelah itu mereka foto bareng, mereka dengan mudah melakukannya, ekspresi natural mereka membuat fotografer tidak kesulitan mengarahkan dan berdecak kagum.

Hingga sampai pada kesimpulan bahwa mereka pasangan model yang serasi. Kim Bum menerima uangnya yang langsung diberikan kepadanya karna dia belum punya menejer. Si produser sangat berterimakasih kepada Kim Bum karena semua foto yang dicetak bagus, hingga fotografer sulit menentukan mana yang harus masukan kedalam majalah.

“Terimakasih untuk hari ini, aku sungguh sangat bahagia...” kata So Eun pada Kim Bum setelah sampai dirumahnya.

“Sama-sama, aku juga sangat bahagia, apalagi aku mendapat bayaran yang lumayan besar...itu berkat dirimu” ucap Kim Bum

“Tidak...itu berkat kerja kerasmu sendiri...” balas So Eun

“baiklah...aku pulang dulu, hari sudah larut malam, kau pergilah tidur...salam untuk Sang Eun” kata Kim Bum

“Iya, kau hati-hati di jalan...” ucap So Eun lalu berjalan membuka pintu rumahnya

“So Eun...semoga mimpi indah...bye...” teriak Kim Bum mengeluarkan senyuman mautnya

“Bye...” balas So Eun tersipu malu melambaikan tangannya kearah Kim Bum.

Flashback End...

Bersambung

Wah...Kim Bum jadi model amatiran...

Hubungan mereka pun semakin dekat,

Geun Suk kembali... So Eun pun menjadi Dilema

Bisakah mereka tetap dekat...?

25 September 2010

Cerbung



The Way Of Love [Part 5]

Motor kim bum melesat dengan kencang, sesekali tampak kim bum melirik jam yang bertengger ditangannya. Sesaat setelah melihat jarum jam ditangannya laju motor kim bum bertambah kecepatannya. ‘Aduh bagaimanan ini aku sudah telat lima menit tapi masih dijalan , mana sekarang ujian Fisika lagi. Ugh…kok bisa-bisanya aku bangun telat sich’umpat kim bum pada dirinya sendiri. Kini kim bum masih berdiri diantara barisan kendaraan yang lain, ia terjebak macet karna lewatnya mobil sang pengusa. kim bum hanya bisa memandangi kepergian mobil itu satu-persatu. Dengan hati gelisah. Setrlah rombongan mobil sang raja enyah, lalu lintas kembali normal. Kim bum secepat mungkin melajukan motor kesayangannya.

Sementara itu di kelas So Eun celingak-celingukan mencari sesuatu. Tidak beberapa lama masuklah guru fisika mereka yang terkenal killer itu. So Eun tampak semakin panik melihat orang yang duduk di sebelahnya belum juga datang.’kemanasih si tengik itu, ini udah jam berapa? Ga biasa-biasanya dia telat, apa terjadi sesuatu dengan ibunya?’tanya So eun pada dirinya. So Eun segera mengeluarkan ponselnya dan langsung menekan nomor Kim Bum. Belum sempat ponsel mendarat di telinga So Eun ponselnya berpindah tempat ke tangan Mr.Kang guru fisikanya. So eun tertunduk saat melihat mata Mr.Kang dua kali lebih besar saat memandangnya. Ponsel So Eun pun di sita.

“So Eun...kau taukan peraturan saat dalam kelas tidak boleh menggunakan ponsel?” tanya Mr.Kang galak.

“i...iya pak” So Eun gugup

“Lalu mengapa kamu masih menggunakan barang ini, padahal sebentar lagi kita akan ujian, apa kamu sudah belajar semalam?”tanya Mr.Kang lagi

“sssu..ssuudah..Pak”jawab So Eun agak gemetar

“Bagus...buktikan itu dengan nilai yang memuaskan” ucap Mr.Kang tegas

“Baik..Pak” jawab So Eun mulai agak tenang

“kau tau kemana Kim Bum? mengapa jam segini dia belum datang? Dia taukan kalau hari ini kita ujian? Apa terjadi sesuatu padanya?” tanya Mr.Kang pada So Eun keroyokan sambil melirik ke bangku Kim bum

“saya tidak tau Pak...”jawab So Eun heran

“Ouh...baiklah sekarang kita mulai ujiannya”teriak Mr.Kang sambil kembali ketempat duduknya tanpa mengembalikan ponsel So Eun.

“Aish...mengapa si killer itu membawa ponsel ku...menyebalkan sekali” omel So Eun

“O.K student...silahkan kerjakan soal yang ada di hadapan kalian, semoga kalian sukses”perintah Mr.Kang tegas setelah membagi kertas ujian kepada mueidnya.

“Baik Pak....”jawab murid serentak

Sekarang semua kepala murid tertunduk khusuk kemeja untuk mengerjakan soal-soal yang ada di hadapan mereka. So Eun pun mulai melupakan tentang Kim Bum dan fokus ke ujiannya. Kim Bum telah sampai di depan gerbang sekolah, tapi gerbang sekolah telah tertutup rapat.kim bum turun dari motornya dan berlari kearah pos satpam. Dia pun akhirnya menemukan satpam yang sedang meneguk secangkir kopi.

“permisi pak...”sapa Kim Bum ramah

“eh...si anak genius, sedang apa kau disini, bukannya sudah masuk?” tanya satpam bingung

“ah..si bapak bisa aja...itulah masalahnya Pak, tadi dijalan macet sekali, makanya saya terlambat”jawab Kim Bum

“apa? Jadi kamu terlambat, saya kira mau neminin saya minum kopi” kata bapak itu cengengesan

“Yah..si bapak becanda, saya lagi ada ujian fisika pak, makanya saya kesini mau meminta sedikit kemurahan hati bapak untuk membukakan saya pintu gerbang”bujuk Kim Bum dengan wajah memelas

“kau kan sudah tau peraturannya, mana saya bisa membukakan pintu”jawab satpam dengan serius

“tapi pak...saya mohon sama bapak sekali ini saja pak, saya ada ujian sama The Killer Man pak. Saya janji pak, ini untuk pertama dan terakhir kalinya saya terlambat”mohon Kim Bum

“benarkah kau ujian dengan The Killer Man?”tanya bapak itu agak sochk. Kim Bum hanya mengangguk untuk mengiyakan.” Kalau begitu cepatlah kau masuk”lanjut satpam itu sambil membukakan pintu untuk Kim Bum.

“terimakasih pak...” ucap Kim Bum sambil berlari menuju kelasnya.

Beberapa detik berlari akhirnya Kim Bum sampai di kelasnya. Dia berusaha menenangkan diri sebelum masuk, namun sia-sia karna napasnya terlalu kencang untuk di normalkan. Mengapa tidak, Kim Bum berlari secepat mungkin menuju kelasnya seperti lagi mengikuti lomba lari saja. Kim Bum melihat sekeliling kelas hening, dia pun mengetuk pintu dan kini semua mata tertuju padanya.

“Permisi pak...maaf Pak saya terlambat”ucap Kim Bum masih berdiri di depan pintu dengan napas yang ngos-ngosan.

“ya sudah..cepat masuk dan kerjakan soal ini”suruh Mr,Kang serambi memberikan kertas ujian kepada Kim Bum

“terimakasih pak...”jawab Kim Bum sambil meraih kertas yang diberikan Mr.Kang dan segera duduk di bangkunya.

Kim Bum melirik kearah So Eun, dilihatnya So Eun sedang berusaha keras mencari jawaban dari soal-soal yang ada di hadapannya. Kim Bum tersenyum dan Ia mulai mengerjakan soalnya juga. Beberapa menit berlalu, Kim Bum telah menyelesaikan soal-soal ujiannya. Dia berdiri dan menyerahkan kertas ujiannya pada Mr.Kang. Temannya sedikit terkejut karna Kim Bum dapat mengerjakan soal itu dalam waktu singkat. The killer Man hanya menyambut kertas Kim Bum dengan senyuman. Dilihatnya hasil kerja anak didiknya itu, lalu dia menganggu-angguk sendiri dengan ekspresi sedikit takjub. Kim Bum kembali kebangkunya, sebelum sampai ia berhenti sebentar di bangku So Eun. So eun sedikit terheran.

“apa nona So eun membutuhkan bantuan?” Bisik Kim Bum dengan nada pelayan

“aish...kau ini senang sekali membuatku marah, sana pergi!”usir So Eun berbisik kesal. Kim Bum tersenyum puas lalu balik kebangkunya.

“Baik anak-anak...waktunya sudah habis, cepat kumpulkan kertas ujian kalian di meja bapak” kata gurunya setelah sepuluh menit berlalu.

“Baik...pak...”jawab murid serentak

“akhirnya selesai juga...”kata So Eun lega

“masih ada sisa waktu, sekarang mari kita bahas soal-soal ujian kita tadi sampai waktu habis. Baiklah saya ingin soal pertama dikerjakan oleh...”Mr.Kang menggantungkan kata-katanya yang berhasil membuat siswa-siswinya pucat pasi.

“hmm..baiklah, soal pertama di kerjakan oleh Kim So Eun, silahkan maju kedepan”sambung Mr.Kang sambil memberikan spidol ketangan So Eun.

So Eun menerima spidol dan maju kedepan dengan tenang. Dia mulai mengerjakan soal yang ada dikertas dengan santai. Setelah lima menit menulis So Eun berhasil menyelesaikan tugasnya. Dia yakin sekali apa yang di buatnya benar dan sempurna. So Eun pun beranjak ke tepi papan tulis untuk melihatkan hasil kerja kerasnya kepada Mr.Kang dan teman-temannya. The killer man memperhatikan hasil kerja So Eun dengan seksama, tampak sedikit gelengan di kepalanya. So Eun terkejut dengan reaksi Mr.Kang tersebut.

“baiklah anak-anak, yang di kerjakan So Eun hampir sempurna, tapi ada sedikit kesalahan ynag membuat jawabannya ini tidak benar, apa ada yang mengetahui letak kesalahan jawaban ini?”tanya gurunya yang membuat So Eun tidak percaya. Padahal dia merasa jawabannya itu sudah tepat sekali.

Belum ada reaksi dari murid yang lain. So Eun terlihat sedikit panik, dia mulai meneliti lagi jawaban yang Ia buat dari baris per baris, tapi ia merasa jawabannya memang sudah tepat. Dia tidak menemukan keasalah jawaban yang ia buat.”apa-apaan si killer ini, dimana lagi letak kesalahanku, ini sudah benar, menyebalkan sekali”oceh so eun dalam hati. Kim Bum mengacungkan tangannya, dia akan mengoreksi jawaban dari So Eun. Setelah di persilahkan Kim Bum maju dengan langkah pasti lalu melirik So eun serambi tersenyum So Eun membalas Kim Bum dengan senyuman sinis. Kim Bum mulai menulis, Kim Bum hanya menambahkan tanda kuadrat di atas lambang cm hasil akhir jawaban tersebut lalu Kim Bum kembali kebangkunya.

“good job Kim Bum...So Eun, kau boleh balik ke tempat dudukmu. Baiklah anak-anak, coba kalian perhatikan, sebenarnya jawaban dari So Eun tadi sudah benar secara garis besar, langkah-langkahnya pun sempurna, namun apabila di hasil akhir terdapat sedikit saja kesalahan maka yang di atasnya menjadi tidak berarti lagi, jadi kesimpulannya, kalian harus memperhatikan juga tanda dan lambang dari jawaban kalian, apabila dari lambang atau tanda ada yang salah maka jawaban yang kalian buatpun akan salah, kalian mengerti?”terang Mr.Kang panjang lebar

“mengerti pak...”jawab semua murid serentak.

“Bel sudah berbunyi, kalian boleh keluar beristirahat...untuk Kim Bum dan Kim So Eun temui saya di ruang majelis guru!”perintah Mr.Kang lalu melesat keluar.

Kim Bum dan So Eun berjalan beriringan menuju ruangan majelis guru, tidak ada satu patah kata pun keluar dari mulut mereka. Mereka berjalan dalam keheningan karna di sibukan oleh pikiran mereka masing-masing.Kim bum berpikir mengapa So Eun juga di suruh ke ruangan guru, padahal dia tidak ada berbuat salah. Sedangkan So Eun masih bertanya-tanya dalam hati mengapa Kim Bum bisa terlambat, namun gengsinya terlalu besar untuk bertanya langsung.

Saat mereka telah sampai di bibir pntu ruang majelis guru,keduanya terlihat celingak-celinguk mencari sosok Mr.Kang. tiba-tiba seseorang memukul pundak mereka dari belakang. Mereka terkejut setengah mati dan langsung memutar badan mereka 90 derajat untuk melihat siapa gerangan yang mengejutkan mereka. Setelah melihat orang yang memukul pundak mereka, seketika senyuman manis terhias di wajah So Eun dan Kim Bum walaupun sedikit di paksakan. Ternyata orang itu Miss. Soe Hwang guru B.Inggris mereka. Miss.Hwang begitu Ia dipanggil terdengar dekat dengan murid-muridnya, tak terkecuali Kim Bum dan So Eun karna Ia guru termuda di sekolah itu. Apabila Miss.Hwang menggunakan bahasa Inggris saat bebicara, maka setiap murid wajib membalasnya dengan bahasa Inggris juga.

“eh...Hi Miss....” sapa Kim Bum dan So Eun ramah

“Hi student...oh my handsome Kim Bum, What are you doing here?” tanya Mr.Hwang dengan nada centil

“Sorry Miss... we have little problem, can you help us?” tanya Kim Bum sopan

“What can I do for you my handsome boy?” tawar Miss.Kang sambil mencubit pipi kanan Kim Bum. Kim Bum memicingkan matanya sebelah kanan sehingga dia terlihat begitu cute walaupun kesakitan*Kyaaa, sedangkan So Eun tertawa geli melihat Kim Bum yang kini mengelus-elus pipi kanannya.

“O.K Miss... We here to meet with Mr. Kang. Can you show to us where him now?, because we can’t see him at this room” kata So Eun yang berhasil mengalihkan perhatian Miss. Hwang padanya.

“Sure...my pretty girl, let’s follow me, I will show to you...” jawab Miss Hwang seraya melangkah, mereka membututi kemana Miss.Hwang melangkah.

“O.k...guys...this is his room. So, Good luck Kids” ucap Miss.Hwang sambil berlalu.

“Thank You Miss...” teriak Kim Bum dan So Eun serentak. Kim Bum pun mengetuk pintu yang ada didepannya.

“Siapa?” terdengar sambutan dari dalam

“ini kami pak...Kim Bum dan Kim So Eun”jawab Kim Bum

“Oh..kalian, masuklah” suruh suara tadi

“Baik...”balas Kim Bum sambil masuk yang di ikuti So Eun

“Maaf Pak...sebenarnya untuk apa bapak menyuruh kami kemari?”tanya Kim Bum ramah

“itu karena hari ini kalian melanggar peraturan, jadi saya akan menghukum kalian berdua. Hukumannya tidak begitu berat, kalian hanya saya suruh untuk periksa hasil ujian teman kalian yang tadi. Khusus punya kalian telah saya periksa sendiri. Waktu kalian hanya sampai jam istirahat berakhir, sebaiknya kalian kerjakan sekarang. Satu lagi, cari tempat sunyi agar teman kalian tidak tahu dan apabila terdapat kesalahan dari pemeriksaan kalian, saya pastikan kalian tidak ingin bersekolah disini lagi!” perintah The Killer Man yang berhasil membuat mereka pucat pasi. Kim Bum segera mengambil berkas yang disodorkan oleh Mr.Kang

“Baik Pak...kami mengerti” jawab Kim Bum dan So Eun lalu pergi meninggalkan ruangan Mr.Kang

“Dimana kita kerjakan ini? Waktu kita hanya tinggal 13 menit”keluh So Eun

“kita kerjakan di atap saja” jawab kim Bum yang diiringin anggukan So Eun tanda setuju. Mereka pun berlarian menuju atap.

“Wah...akhirnya selesai juga kerjaan ini” ucap Kim Bum lega setelah sepuluh menit mereka mengerjakan tugas itu.

“Iya, kita memang team yang hebat, kita tak terkalahkan walaupun oleh the Killer Man itu” sambut So Eun bersemangat, Kim Bum meluncurkan satu jitakan kecil ke dahi So Eun

“Hei..apa yang kau lakukan” So Eun kesal

“menyadarkanmu...waktu kita Cuma sisa tiga menit lagi untuk menyerahkan berkas ini kepada Mr.Kang” jawab Kim Bum lalu berlalu meninggalkan So Eun

“Aish...orang ini ahli sekali membuatku marah” gumam So Eun lalu berlari kecil mengerjar Kim Bum.

“Kita sudah sampai, kini giiranmu yang mengetuk pintunya”suruh Kim Bum ngos-ngosan karna berlari dari lantai 4.

“Haaah...kenapa harus aku?” So eun bingung

“Biar adil...” jawab Kim Bum singkat

“adil apanya”kata So Eun kesal

“sudahlah...aku tidak mau berdebat, cepat lakukan saja” perintah Kim Bum. Dengan kesal So Eun mengetuk pintu ruang Mr. Kang

“masuk...” teriak Mr.Kang dari dalam. Kim Bum memutar ganggang pintu lalu masuk bersama So Eun

“Oh kalian...bagaiman sudah selesai?” tanya Mr.Kang

“sudah Pak...” jawab Kim Bum sambil menyerahkan berkas yang ada padanya.

“Baiklah...sekarang kalian boleh keluar” perintah Mr.kang tanpa mengembalikan Ponsel So Eun.

“Maaf Pak...saya telah menjalani hukuman saya, apa saya boleh mengambil ponsel saya kembali?” protes So Eun sopan

“Oh iya...saya lupa, ini ponselmu”jawab Mr.Kang seraya memberikan ponsel So Eun

“Terimakasih Pak...” sambut So Eun

“tunggu...untuk apa kau menelepon Kim Bum?” tanya Mr.Kang penuh selidik. So Eun di buat shock oleh pertanyaan Mr. Kang, dia tak menyangka Mr.Kang tau kalau Ia menelepon Kim Bum. Dia merasa tertangkap basah karna di sebelahnya masih ada Kim Bum yang kini memandangnya dengan ekspresi bingung penuh tanya. So Eun malu tak dapat berkata lagi.

“So Eun kau tidak boleh menggoda Kim Bum, karena Kim Bum akan kujadikan menantu” canda Mr.Kang, kini gantian Kim Bum yang memerah menahan malu karna melihat So Eun menahan tawa mendengar ucapan Mr.Kang

“Tolong kau pertimbangkan tawaranku ini Kim Bum, sebaiknya kau jadi menantuku biar nanti kita bisa bekerjasama dalam menaklukan dunia dengan penelitian Sains. Camkan itu Kim Bum. Sekarang kalian boleh keluar!”tambah Mr.Kang

Kini wajah Kim Bum tidak memerah lagi melainkan berubah menjadi pucat pasi ketika melihat raut wajah Mr.kang yang serius. Dilihatnya So Eun tampak sedang mengelus-elus perutnya bukan karna sakit melainkan menahan hasrat tertawanya melihat ekspresi Kim Bum. Mereka berjalan beriringan keluar, tawa So Eun pun pecah sampai diluar Ia benar-benar tertawa girang. Sekarang Kim Bum hanya memandangi dengan kagum orang yang menertawakan dirinya itu. Ia terpesona oleh dua bulan sabit yang menghiasi wajah So Eun saat tertawa . Setelah lelah, tawa So eun pun sedikit mereda.

“Kau sudah puas menertawakanku?” ucap Kim Bum kesal

“hei...kau sadar tidak kalau tadi itu kau diwanti-wanti oleh The Killer Man untuk menjadi menentunya, ha..ha...ha...aku tidak bisa membayangkan kalau itu sampai terjadi, kalian akan menghabiskan sisa hidup di Laboratorium bersama, itu meggelikan sekali” kata So Eun menyambung tawanya

“sudahlah terserah kau saja. Aku mau pergi ke Aula dulu, ada urusan. Kau langsung masuk kekelas saja, jangan lupa izinkan aku sebentar” tutur Kim Bum memulai langkahnya

“Baiklah menantu Mr.Kang” ledek So Eun

Mereka berjalan berlawanan arah. So Eun mempercepat langkahnya menuju kelas. Dia sadar kalau dirinya sudah terlambat lima menit. So Eun sangat berharap kalau Miss.Hwang belum sampai di kelas, benar perkiraan So Eun ternyata Miss.Hwang tidak berada di kelas, tapi yang membuat So Eun kaget setelah sampai di ambang pintu Ia pun tak melihat teman-teman sekelasnya berada dalam ruangan itu. So Eun melangkah pelan memasuki ruang kelas sambil clingak-clinguk melihat keseluruh penjuru kelas. So Eun menghentikan aksinya menjadi detektif dadakan setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa memang tak ada seorang pun yang berada di dalam kelas.

“Huh...kemana semua orang? Sekarangkan jadwalnya belajar Bahasa Inggris, lagian Si Miss.Hwang juga tidak muncul” pikir So Eun

“So Eun...So Eun....” teriak salah satu teman sekelasnya

“Ada apa?” desak So Eun saat temanya itu berada didepanya

“Ki...Ki...Kim Bum...dia...” gantung temannya karna tersengal-sengal mengambil napas akibat tadi berlari kencang

“Kenanpa Kim Bum?” tanya So Eun panik

“aku melihat Kim Bum pingsan di Aula, tapi aku tidak tau kenapa” jawab temannya tadi

So Eun melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju Aula, segala pertanyaan tentang Kim Bum kini muncul dibenaknya. Perasaannya saat ini sangat kacau. Kecemasan terhadap keadaan Kim Bum kini melanda hatinya. Sesampainya di Aula So Eun tidak melihat satu orang pun kecuali Kim Bum yang tergeletak lemah di tengan ruangan Aula itu. Mata Kim Bum tertutup. So Eun berlari menghampiri Kim Bum, dilihatnya wajah Kim Bum yang memelas pucat pasi. So Eun mengambil posisi duduk di samping Kim Bum dan membawa kepala Kim Bum kepahanya sebagai ganti bantal. So Eun menampar-nampar kecil wajah Kim Bum berharap Kim Bum bisa sadar, tapi apa yang di upayakannya sia-sia So Eun tidak dapat respon apapun dari Kim Bum. Kekhawatirannya memuncak, apalagi So Eun tak melihat seorangpun yang bisa membantunya.

“Kim Bum...Kim Bum...sadarlah... ” pinta So Eun berlinangan air mata

“Kim Bum...Kau ini kenapa? Jangan membuatku cemas begini. kemana semua orang? Padahal ada yang memanggilku tadi” Isak So Eun, air matanya menitik basahi wajah Kim Bum. Melihat So Eun menangis terisak, teman sekelasnya keluar dari persembunyian mereka lalu berdiri mengelilingi So Eun dan Kim Bum. So Eun yang menyadari kedatangan teman-temannya langsung terlihat lega, Ia merasa mendapat bantuan dari Tuhan.

“Hei...darimana saja kalian? Cepat angkat Kim Bum ke School Hospital!” suruh agak marah sambil menyeka air matanya.

“Selamat Ulangtahun Kim SO Eun...” teriak temannya serentak. So Eun tampak kaget.So eun berbalik melihat Kim Bum yang kini memasang senyuman mautnya untuk So Eun

“Selamat ulang tahun So Eun” ucap Kim Bum tanpa rasa bersalah, lalu mengambil posisi duduk.

“Kau...kalian semua bersekongkol mengerjaiku?” tanya So Eun mengacungkan telunjuk pada temannya secara bergantian.

“Kami semua ingin membuat Pesta kejetan untuk mu So Eun, semoga kamu suka. Selamat ulang tahun Kim So Eun” jawab Miss.Hwang yang muncul diantara teman-temannya sambil membawa kue ualang tahun yang dihiasi lilin berangka 17 diatasnya.

“Miss.Hwang...Kau juga ikut...”tanya So Eun tidak percaya

“Sure, because this Day is birthday my pretty girl...” ucap Miss. Hwang tertawa

“Kalian semua...”ucap So Eun dengan mata berkaca-kaca. Semua tersenyum manis kepada So Eun

“Kim Bumlah otak dari semua ini...”bisik Miss.Hwang pada So Eun yang dapat didengar oleh semua. Air muka So eun langsung berubah menjadi kesal. Dia mendekati Kim Bum dengan ekspresi seperti harimau melihat mangsanya yang siap diterkam, dicabik-cabik lalu dilahap tanpa sisa. Kim Bum yang melihat ekspresi bengis So Eun langsung terkejut. So Eun meraih kerah baju Kim Bum.

“wait... tenang dulu So Eun, kau ini kenapa? ” tanya Kim Bum ketakutan

“Kau tanya aku kenapa?” jawab So Eun yang kini siap menerkam Kim Bum. So Eun menabuh Kim Bum seperti orang menabuh bedug saat malam takbiran*semangat 45. Dia sangat kesal karna telah dikerjai Oleh Kim Bum. Kim Bum merintih kesakitan sedangkan Miss.Hwang dan teman-temannya tertawa menyaksikan penganiayaan yang dilakukan So Eun terhadap Kim Bum. So Eun menghentikan aksinya setelah merasa puas.

“Aaaaauuuu....sakit sekali....kau bisa ku laporkan ke polisi dengan tuduhan penganiayaan”rintih Kim Bum mengelus-elus bagian dadanya.

“Oh...begitu...akupun akan melaporkanmu dengan tuduhan penipuan. Kau tau, betapa aku setengah mati mencemaskanmu karna melihatmu tergeletak tak berdaya dilantai. Kenapa tak sekalian saja kau mati...” balas So Eun kesal

“benarkah kau menginginkan aku mati? Tadi saja kau menangis seperti orang kematian suami, bagaimana kalau aku benaran mati” sela Kim Bum menggoda So Eun

“Kau...Ini...” ucap So Eun marah

“Sudahlah...kalau kalian bertengkar terus kapan kita mulai acaranya?. Lihat lilinnya sudah meleleh. Kim Bum cepat ambil tempat mu dan So Eun berdirilah didepan kue mu”perintah Miss.Hwang berusaha melarai

Kim Bum berjalan menuju piano yang terletak di sudut kanan panggung Aula. Setelah melihat So Eun berdiri didepan kuenya Kim Bum langsung menekan tut-tut piano memainkan instrumen lagu ulang tahun yang syahdu*kyaa. Semua orang di Aula mengikuti irama piano dan menyanyikan senandung ulang tahun untuk So Eun. So Eun sangat terharu dan bahagia saat itu, matanya berkaca-kaca tetapi mulutnya menyunggingkan senyuman bahagia dan terkadang tertawa girang. Tak hayal matanya yang seperti dua bulan sabit menghiasi wajahnya. So Eun baru sadar kalau hari ini tanggal 6 September, tepat saat Ia dilahirkan 17 tahun yang lalu. Kini saatnya peniupan lilin, sebelum meniup lilin So Eun make quets dulu, dua menit berlalu So Eun meniup lilin yang diiringi oleh tepuk tangan dari teman-temannya. Semuanya pun menyanyikan lagu potong kue masih dengan iringan piano dari Kim Bum.

Potong kuenya...

Potong kuenya...

Potong kuenya sekarang juga...

Sekarang juga...

Sekarang juga...

So Eun segera memotong kue bertingkat dua yang dibalut dengan coklat itu. Dia memotong dua bagian kecil untuk diserahkan kepada orang-orang terdekatnya. Potongan pertama biasanya diberikan kepada orang tua So Eun, namun mereka tak ada disini maka kue itu diberikan kepada Miss.Hwang sebagai ganti orang tuanya. Miss.Hwang menerima kue dari So Eun dengan senang hati dan meluncurkan sebuah kecupan ke kening So Eun. Potongan kue kedua seharusnya diterima oleh pacar yaitu Geun Suk, tapi Geun Suk juga tidak berada di sekolah saat ini karna Ia sedang mengikuti pelatihan basket nasional. So Eun sangat bersyukur tidak ada Geun suk disini karena denngan begitu ia bisa memberikan kue ini kepada orang yang kini benar-benar mengisi hatinya dan selalu bersemayam dibenaknya serta bayangannya selalu menari-nari dipelupuk mata So Eun. Orang yang pertama kali berhasil membuat jantung So Eun berdebar kencang saat didekatnya, merasa nyaman saat dalam pelukannya. walaupun baru beberapa hari dekat dengannya, So Eun sangat yakin akan persaannya kepada orang yang bernama Kim Sang Bum itu adalah spesial. So Eun melangkah pasti menuju kearah Kim Bum yang kini masih duduk di bangku pianonya. So Eun menyerahkan piring kecil yang berisi satu potong kue kehadapan Kim Bum.

“Ini...untukmu” ucap So Eun diiringi senyum termanisnya.

“apa? Untuk ku?” tanya Kim Bum heran

“Iya..kau mau tidak” jawab So Eun mulai kesal

“benarkah? Mengapa kau berikan padaku?” tanya Kim Bum asal

“Aish...Kau ini, itu karna kau menyebalkan” kesal So Eun

“Oh..terimakasih” ucap Kim Bum cengengesan seraya mengambil kue yang sedaritadi disodorkan oleh So Eun lalu segera melahapnya . So Eun tertawa kecil melihat kelakuan Kim Bum itu.

Acara ulang tahun kecil-kecilan So Eun sudah usai, So Eun menerima banyak kado dari temannya dan junior-junior yang mengaku fansnya So Eun. Alhasil mobil So Eun dipenuhi kado-kado yang diberikan oleh teman dan juniornya satu sekolah. Kim Bum membantu So Eun membawa kado-kado itu ke mobil So Eun.

“bagaimana aku bisa pulang kalau begini? Tidak ada lagi tempat duduk untukku, semua dipenuhi oleh kado” ucap So Eun bingung

“Iya Non... bagaimana sebagian kado ini dibuang saja Non?” saran sopirnya sembarangan

“Ah...itu tidak mungkin Pak, kalau ku lakukan itu berarti aku tak menghargai pemberian orang pada ku” tolak So Eun

“Trus...bagaimana dengan Nona?” tanya sopirnya

“itu gampang, kau pulang dengan ku saja, sekalian kita membahas tugas kelompok dirumahmu. Bukankah tugas itu dikumpul hari selasa? Sekarang sudah hari sabtu, kapan lagi akan kita kerjakan” sambar Kim Bum seraya memasukan kado-kado yang dibawanya ke mobil So Eun

“Iya juga...tapi bukannya kau harus pergi kerja?”tanya So Eun

“darimana kau tau kalau aku bekerja sambilan?” tanya Kim Bum balik

“teman sekelas juga tau kalau kau bekerja sambilan di restoran, barangkali satu sekolah” jawab So Eun

“Oh...ternyata mereka juga memperhatikanku” kata Kim Bum tersenyum

“Kau ini...jadi bagaimanan dengan kerjamu?” tanya So Eun lagi

“kemarin aku sudah minta izin dengan Bos ku, aku memang telah berencanan hari ini untuk menyelesaikan tugas itu. Jadi, sebagai gantinya aku besok akan bekerja lembur” jawab Kim bum

“ Baguslah kalau begitu...jadi, kita kita mengerjakan tugas itu di rumahku saja, tapi bagaimana dengan hewannya? Bukankah tugas kita itu meneliti organ-organ hewan” tanya so Eun

“Bararti kita pergi kerumahmu dulu untuk mendiskusikan hewan apa yang akan kita bedah dan peralatan yang kita perlukan. Setelah itu kita ke rumahku dulu, karna tidak mungkin aku pergi ke pasar memakai seragam lalu kita langsung pergi ke pasar hewan untuk membeli hewan dan peralatannya. Baru setelah itu kita menyelesaikan tugas itu dirumahmu” jelas Kim Bum

“Pasar hewan? Tempat apa itu? ” tanya So Eun bingung

“Pasar hewan adalah tempat khusus jual beli hewan. Dimana dibuatkan satu tempat khusus menjual hewan baik untuk dimakan, dipelihara maupun untuk penelitian. Biasanya dipasar hewan hampir semua hewan ada di sana, kecuali hewan langka yang dilindungi” terang Kim Bum

“Oh...begitu ya...aku baru tau sekarang” So eun cengengesan

“kalau soal itu aku tidak heran lagi ”ucap Kim Bum

“apa maksudmu bicara begitu?” tanya So Eun

“Ah...sudahlah, cepatlah kau naik ini sudah jam dua” suruh Kim Bum serambi memberikan helm kepada So Eun. Kim Bum melajukan motornya mengikuti mobil So Eun setelah memastikan So Eun menaiki motornya.

Kim bum terperangah melihat mobil So Eun masuk lewat pagar dengan design mewah setinggi dua meter. Tampak rumah bak istana yang berdiri kokoh dan elegan di balik pagar itu saat dibuka. Kim Bum terus melajukan motornya mengikuti mobil So eun kedalam. Dia sangat takjub melihat taman disekeliling rumah yang mampu menyegarkan mata saat memandangnya. Kim Bum memberhentikan motornya saat sampai di depan pintu utama rumah tersebut. So Eun turun dari motor yang di ikuti Kim Bum.

“ini rumahmu?” tanya Kim Bum

“yup” jawab So Eun singkat sambil menyerahkan helmnya pada Kim bum

“Dirumah sebesar ini kau tinggal sendiri?” tanya Kim Bum lagi seraya mengikuti So Eun masuk

“Tidak...aku ditemani pengurus Kim dan pelayan yang lain”jawab So Eun

“Orang tuamu?” tanya Kim Bum ketiga kalinya

“kalau soal itu nanti saja kita bahas, sekarang aku pergi kekamar dulu mengambil buku dan catatan tugas kita, kau tunggu aku disini sebentar” ucap So Eun sambil berlari kekamarnya. Kini Kim Bum sendirian di ruang tamu yang terlalu luas menurutnya.

“Maaf tuan...anda siapa?” tanya Pengurus Kim memandang Kim Bum curiga. Kim Bum sedikit terkejut lalu tersenyum, ia pun berdiri dan memperkenalkan dirinya

“Oh..Iya, perkenalkan nama saya Kim Sang Bum yang biasa dipanggil Kim Bum. Saya teman So Eun, saya berada disini untuk mengerjakan tugas kelompok bersama So Eun” terang Kim Bum yang ditutup dengan tundukan tanda hormat. Pengurus membalas menunduk

“Jadi, tuan adalah teman Nona So eun, maafkan saya. Saya pengurus Kim kepala pelayan di rumah ini. Silahkan tuan duduk kembali, anda ingin minum apa tuan?” ucap Pengurus Kim ramah

“Minum? Saya minum air dokter saja” jawab Kim Bum polos

“Air dokter? Air apa itu tuan?” tanya pengurus kim bingung

“maaf, maksud saya air putih” jawab Kim Bum tertawa

“benarkah? Megapa anda menyebutnya Air dokter?” kini pengurus kim penasaran

“Oh...itu, setiap aku dan keluarga ku berobat ke dokter, dokter selalu menyarankan untuk memperbanyak minum air putih, maka sejak saat itu kami menyebut air putih dengan air dokter” jelas Kim Bum serambi tersenyum

“Tuan bisa saja...baiklah saya akan membawakan anda air dokter” kata pengurus kim tertawa kecil

“Pengurus kim, jangan terlalu mendengarkannya, dia terlalu waras untuk dimengerti” sela So Eun dari belakang

“Nona...”ucap pengurusKim seraya menunduk

“bawakan kami jus jeruk saja ya pengurus Kim” pinta So Eun ramah

“Baiklah Nona...” kata pengurus Kim berlalu

“kau ini seenaknya saja memfitnahku didepan pengurus Kim” ungkap kim Bum setelah So Eun berada disampingnya.

“itu memang benar...sejak kapan nama air putih berubah menjadi air dokter hanya karna dokter selalu menyarankan minum air putih, aneh sekali” ledek So Eun

“Hei...itu logika saja, memangnya kau pernah mendengar dokter menyarankan perbanyak minum jus jeruk atau Coca Cola” bela Kim Bum

“Terserah kau saja ... ini buku dan catatan tugas kita” Ucap So Eun sambil menyerahkan catatannya kepada Kim Bum. Kim bum membaca dengan seksama catatan So Eun dan sesekali matanya beralih kebuku panduan. Wajah Kim Bum yang serius memancarkan kharisma yang*tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. So Eun terpesona di buatnya, Ia asyik memandangi wajah Kim Bum yang berusaha keras mengerti isi buku dan catatan yang ada di hadapanya.

“O.k..sekarang aku mengerti, jadi kita hanya perlu memilih dari empat hewan yang disarankan oleh buku ini yaitu tikus, merpati, tokek dan katak. Dari empat hewan ini mana yang kau pilih So Eun?” tanya Kim Bum mengalihkan pandangannya kepada So Eun. So Eun masih melamun memandangi wajah Kim Bum, Kim Bum melambaikan tangannya didepan wajah So Eun yang berhasil membuat So Eun tersadar.

“Eh...apa tadi?” tanya So Eun bingung

“Jadi dari tadi kau tidak mendengarkanku, apa yang kau pikirkan? ” tanya Kim Bum kesal

“Iya, maafkan aku...jadi, apa yang harus dipilih?” tanya So Eun lagi

“ini ada empat pilihan hewan, tikus, merpati, tokek dan katak. Mana yang kau pilih untuk penelitian kita” terang Kim Bum lagi

“Mmm...kalau tikus aku benci, merpati kasihan, tokek aku jijik, katak sajalah!” jawab So Eu ringan

“baiklah kalau begitu kita tinggal membeli katak hijau di pasar hewan serta peralatan yang kita perlukan. Segeralah ganti bajumu ” suruh Kim Bum

“Iya..iya...” jawab So Eun

Baru saja akan melangkah, kaki So Eun tersandung oleh sanding sofa yang berhasil menghilangkan keseimbangan badannya. Kim Bum segera meyambut So Eun sebelum Ia benar-benar jatuh kelantai. Ternyata badan Kim Bum tidak begitu kuat menahan badan So Eun karna Ia juga kehilangan keseimbangannya mereka terjatuh bersama keatas sofa dengan posisi So Eun berada di atas Kim Bum. Wajah mereka sangat dekat hingga saling berpandangan pun tak terhindar antara mereka.debaran jantung yang tak karuan keduanya bisa mereka dengar.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Kim Bum memecah keheningan antara mereka

“Aku tidak apa-apa...maafkan aku” jawab So Eun gugup melepaskan diri dari pangkuan Kim Bum

“Baguslah kalau begitu...” ucap Kim Bum menyunggingkan senyuman mautnya

“Aku kekamar dulu ganti baju” pamit So Eun

“hati-hatilah...” ucap Kim Bum

“Aish...aku ini, apa yang aku pikirkan tadi, wajahnya begitu dekat, tatapannya dalam dan sangat lembut. Aku dapat mendengar detak jantungnya yang berlomba dengan detak jantungku sendiri, bahkan aku berpikir dia akan menciumku...itu memalukan sekali, aduh...megapa jadi panas begini” Omel So Eun pada dirinya sendiri saat sampai di kamarnya.

“Nona mau pakai baju yang mana?” tanya pengurus kim yang muncul dari belakang

“aku ingin memakai baju yang sederhana agar orang tak mengenaliku karna aku dan Kim Bum akan pergi ke tempat umum, tapi tetap tidak membuatku terlihat buruk. Apa aku punya baju seperti itu?” jawab So Eun balik nanya

“tentu saja ada, nona dipakaikan baju apa saja akan tetap kelihatan cantik, karna kecantikan yang nona miliki alami berasal dari dalam diri nona” sanjung pengurus kim

“ah...pengurus Kim pandai sekali memujiku” ucap So Eun tersipu malu

“itu benar Nona...baiklah ini pakaian yang pas untuk nona” kata pengurus kim seraya memberikan stelan baju kaus oblong bergambar Mikie mouse ditengahnya dan celana jeans serta sebuat topi.

“Baiklah aku coba...” jawab So Eun

“Nah, pasti orang tidak akan mengenali nona, tapi masih kurang. Rambut nona kita jadikan ikal saja” kata pengurus Kim. So Eun menyerahkannya kepada pengurus Kim.” Sekarang saya yakin tak ada yang akan mengenali anda nona” ucap pengurus Kim

“Wah, ternyata cantik juga rambut ikal ku, terimakasih pengurus Kim” kata So Eun girang

“Nona, tuan muda yang di bawah pasti terpesona melihat anda” goda pengurus Kim. Wajah So Eun memerah lalu tersenyum malu mendengar ucapan pengurus Kim

“Tuan...nona So Eun sudah siap” tegur pengurus Kim yang membuat Kim Bum sedikit terkejut. Kim Bum berbalik dan terpana melihat So Eun yang turun dari tangga dengan rambut ikalnya.

“Bagaimana tuan...Nona So Eun cantikkan” tanya Pengurus Kim yang membuat Kim Bum salah tingkah

“Ah..Iya, nona anda cantik sekali” puji kim bum yang membuat pipi So eun merah merona

“Kau baru sadar kalau aku ini cantik” ucap so Eun sambil mendaratkan satu jitakan ke dahi Kim Bum

“Aau...kau ini megapa selalu pakai kekerasan” keluh Kim Bum

“Ayo kita pergi” ajak So Eun seraya berlalu keluar

“Pengurus Kim...saya pergi dulu, terimakasih jus jeruknya” pamit Kim bum yang diakhiri dengan sebuaah tundukan,.

“Baiklah tuan...tolong jaga nona kami” balas pengurus Kim menunduk

“Pasti....” jawab Kim Bum berlari kecil untuk mengejar So Eun.

Pengurus Kim hanya tersenyum memandang kepergian mereka. Dia senang sekali melihat canda tawa yang mengiringi Nonanya saat berada didekat Kim Bum. Dia dapat melihat kegembiraan dan keceriaan yang tergambar jelas dari raut wajah nonanya yang jarang sekali Ia lihat.

Dirumah Kim Bum

“Aku pulang...” teriak Kim Bum sambil mengetuk pintu rumahnya

“Ya...tunggu sebentar” jawab suara di balik pintu

“Oppa...kau tidak bekerja” timpal Kim byul yang baru saja membukakan pintu

“Hari ini aku akan mengerjakan tugas kelompok” jawab Kim bum meluncur masuk yang di ikuti kim byul dan So Eun, tapi kim Byul belum tertarik dengan orang yang berada di sebelahnya.

“Oppa membolos?” tanya Kim Byul

“tenanglah, aku sudah meminta izin” kata Kim Bum

“Ouh...oh ya, siapa orang wanita ini?” tanya Kim Byul sambil meneliti wanita yang ada didepannya.

“Hai..Byulie” sapa So Eun sambil mencopot topinya

“Wah...Eunnie...Kau datang, bukankah ini hari ulang tahun mu? Selamat ulang tahun Eunnie” kata Kim Byul girang seraya memeluk So Eun

“terimakasih Byulie...aku kan sudah janji akan datang lagi” ucap So Eun membalas pelukan Kim Byul

“Kalian seperti saudara yang telah terpisah puluhan tahun saja berpelukan begitu” kata Kim Bum lalu meluncur kekamarnya

“Hah...Oppa syirik saja...ayo Eunnie silahkan duduk” ajak Kim Byul

“iya...” balas So eun

“penampilan Eunnie beda sekali hari ini, rambutmu ikal, apalagi menggunakan topi itu, nyaris aku tak mengenalmu” Ungkap Kim Byul

“Ouh ini...berhubung aku dan Kim Bum akan pergi ketempat umum makanya aku menyamar begini, sepertinya penyamaranku berhasil, sampai-sampai kau tidak mengenaliku juga” jawab So Eun seraya tertawa

“Wah...jadi benar dugaanku kalau Oppa dan Eunnie berpacaran? Buktinya sekarang kalian akan pergi ngedate, Eunnie menyamar agar tak dikenali orang sebagai artis...iya kan?” tuduh Kim Byul dengan ekspresi menyelidik yang membuat So Eun salah tingkah tak dapat berkata-kata lagi

“Hei...apa yang kau bicarakan Byulie, aku dan So Eun Cuma pergi ke pasar hewan untuk membeli katak hijau guna penelitian tugas kami...bukan berkenca” sambar kim Bum keluar dari kamarnya

“Ouh...begitu, aku kira Eunnie akan jadi calon iparku” kata Kim Byul memasang tampang sedih

“ha...ha...ha...Kau ini ada-ada saja Byulie, kau doakan saja kakakmu berjodoh denganku, niscaya aku akan jadi iparmu” canda So Eun tertawa

“Amin...” jawab Kim Byul dan Kim Bum berbarengan. Seketika terjadi keheningan, mereka saling berpangdangan-pandangan satu sama lain. Tak lama setelah itu tawa mereka menggema diruang tamu rumah Kim Bum.

“Sudahlah, ini sudah jam tiga, sebaiknya kita cepat pergi” ajak Kim Bum

“Baiklah...tapi aku tak melihat ibumu dari tadi” ucap So Eun berdiri

“Ibu sedang tidur Eunnie...” jawab Kim byul

“Oh...kalau begitu titip salam untuk ibumu ya...aku pergi dulu” pamit So Eun serambi memeluk Kim Byul

“Oke...Eunnie, hati-hati dijalan ya....” balas Kim Byul

“Jaga Ibu ya Byulie, aku pergi dulu” kata Kim bum mengelus lembut kepala adik kesayangannya itu.

“ Baik Oppa...Oppa hati-hati ya...jaga Eunnie juga” ucap Kim Byul

“Iya...” jawab Kim Bum singkat

Mereka berjalan bersama menuju motor Kim Bum. So Eun melambaikan tangannya kearah Kim Byul setelah motor Kim Bum mulai melaju, Kim Byul membalas lambaian So Eun. Kini Kim Byul memandangi kepergian So Eun dan Kim bum hingga mereka tak terlihat lagi.