12 Juli 2010

Puisi amatiran

Perjalanan Ajal

Kelam malam temani tidur
Menari diri di dunia fana
Di iringi suara jangkrik yang syahdu
Membawa diri menjauh pergi

lelaki berjubah putih
datang menghampiri
meminta tangan
menari bersama

Wajahnya yang bercahaya
Menyilaukan mata
Menandakan Ia bukan manusia biasa

Hatiku mulai ragu
Langkah ku terasa layu
Detak jantungku tak menentu
Fikiran ku pun tak tahu

Ku di bawa menjauh
Dari duniaku
Jauh...
Jauh...
Dan terus menjauh

Kini tubuh terbujur kaku
Diatas kasur hiasan salju
Kawan,iringi kepergianku
Dengan taburan doa mu
Agar perjalanan ajal ku
Melaju syahdu menuju Tuhan ku


MAVI MARMARA


Meninggalkan Turki mulai melaju
Membawa bekal ridho Sang Empu
Menyembul semangat maju sang perwira
Menyeret bangsawan menuju bangsa nelangsa

50 bendera berkibar menghiasi rupa
Menjaga harta karun nan berjuta-juta
Tuk merajai kesombongan siluman
Nan mengancam kedamaian hidup pejuang

Fajar datang azan melantun kencang
Para bangsawan mulai bercekrama dengan Tuhan
Di persimpangan jalan menuju kemuliaan
Psikopat datang bersama setan
Memporak-porandakan kebenaran


Kau lebih Indah dari Tetanic
Kau lebih Anggun dari Star Crush

Tetaplah melaju menerjang lawan
Teruskan kobaran semangat relawan
Dalam meraih sebuah kemuliaan
Demi kesejahteraan para pejuang Tuhan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar