25 September 2010

Cerbung



The Way Of Love [Part 5]

Motor kim bum melesat dengan kencang, sesekali tampak kim bum melirik jam yang bertengger ditangannya. Sesaat setelah melihat jarum jam ditangannya laju motor kim bum bertambah kecepatannya. ‘Aduh bagaimanan ini aku sudah telat lima menit tapi masih dijalan , mana sekarang ujian Fisika lagi. Ugh…kok bisa-bisanya aku bangun telat sich’umpat kim bum pada dirinya sendiri. Kini kim bum masih berdiri diantara barisan kendaraan yang lain, ia terjebak macet karna lewatnya mobil sang pengusa. kim bum hanya bisa memandangi kepergian mobil itu satu-persatu. Dengan hati gelisah. Setrlah rombongan mobil sang raja enyah, lalu lintas kembali normal. Kim bum secepat mungkin melajukan motor kesayangannya.

Sementara itu di kelas So Eun celingak-celingukan mencari sesuatu. Tidak beberapa lama masuklah guru fisika mereka yang terkenal killer itu. So Eun tampak semakin panik melihat orang yang duduk di sebelahnya belum juga datang.’kemanasih si tengik itu, ini udah jam berapa? Ga biasa-biasanya dia telat, apa terjadi sesuatu dengan ibunya?’tanya So eun pada dirinya. So Eun segera mengeluarkan ponselnya dan langsung menekan nomor Kim Bum. Belum sempat ponsel mendarat di telinga So Eun ponselnya berpindah tempat ke tangan Mr.Kang guru fisikanya. So eun tertunduk saat melihat mata Mr.Kang dua kali lebih besar saat memandangnya. Ponsel So Eun pun di sita.

“So Eun...kau taukan peraturan saat dalam kelas tidak boleh menggunakan ponsel?” tanya Mr.Kang galak.

“i...iya pak” So Eun gugup

“Lalu mengapa kamu masih menggunakan barang ini, padahal sebentar lagi kita akan ujian, apa kamu sudah belajar semalam?”tanya Mr.Kang lagi

“sssu..ssuudah..Pak”jawab So Eun agak gemetar

“Bagus...buktikan itu dengan nilai yang memuaskan” ucap Mr.Kang tegas

“Baik..Pak” jawab So Eun mulai agak tenang

“kau tau kemana Kim Bum? mengapa jam segini dia belum datang? Dia taukan kalau hari ini kita ujian? Apa terjadi sesuatu padanya?” tanya Mr.Kang pada So Eun keroyokan sambil melirik ke bangku Kim bum

“saya tidak tau Pak...”jawab So Eun heran

“Ouh...baiklah sekarang kita mulai ujiannya”teriak Mr.Kang sambil kembali ketempat duduknya tanpa mengembalikan ponsel So Eun.

“Aish...mengapa si killer itu membawa ponsel ku...menyebalkan sekali” omel So Eun

“O.K student...silahkan kerjakan soal yang ada di hadapan kalian, semoga kalian sukses”perintah Mr.Kang tegas setelah membagi kertas ujian kepada mueidnya.

“Baik Pak....”jawab murid serentak

Sekarang semua kepala murid tertunduk khusuk kemeja untuk mengerjakan soal-soal yang ada di hadapan mereka. So Eun pun mulai melupakan tentang Kim Bum dan fokus ke ujiannya. Kim Bum telah sampai di depan gerbang sekolah, tapi gerbang sekolah telah tertutup rapat.kim bum turun dari motornya dan berlari kearah pos satpam. Dia pun akhirnya menemukan satpam yang sedang meneguk secangkir kopi.

“permisi pak...”sapa Kim Bum ramah

“eh...si anak genius, sedang apa kau disini, bukannya sudah masuk?” tanya satpam bingung

“ah..si bapak bisa aja...itulah masalahnya Pak, tadi dijalan macet sekali, makanya saya terlambat”jawab Kim Bum

“apa? Jadi kamu terlambat, saya kira mau neminin saya minum kopi” kata bapak itu cengengesan

“Yah..si bapak becanda, saya lagi ada ujian fisika pak, makanya saya kesini mau meminta sedikit kemurahan hati bapak untuk membukakan saya pintu gerbang”bujuk Kim Bum dengan wajah memelas

“kau kan sudah tau peraturannya, mana saya bisa membukakan pintu”jawab satpam dengan serius

“tapi pak...saya mohon sama bapak sekali ini saja pak, saya ada ujian sama The Killer Man pak. Saya janji pak, ini untuk pertama dan terakhir kalinya saya terlambat”mohon Kim Bum

“benarkah kau ujian dengan The Killer Man?”tanya bapak itu agak sochk. Kim Bum hanya mengangguk untuk mengiyakan.” Kalau begitu cepatlah kau masuk”lanjut satpam itu sambil membukakan pintu untuk Kim Bum.

“terimakasih pak...” ucap Kim Bum sambil berlari menuju kelasnya.

Beberapa detik berlari akhirnya Kim Bum sampai di kelasnya. Dia berusaha menenangkan diri sebelum masuk, namun sia-sia karna napasnya terlalu kencang untuk di normalkan. Mengapa tidak, Kim Bum berlari secepat mungkin menuju kelasnya seperti lagi mengikuti lomba lari saja. Kim Bum melihat sekeliling kelas hening, dia pun mengetuk pintu dan kini semua mata tertuju padanya.

“Permisi pak...maaf Pak saya terlambat”ucap Kim Bum masih berdiri di depan pintu dengan napas yang ngos-ngosan.

“ya sudah..cepat masuk dan kerjakan soal ini”suruh Mr,Kang serambi memberikan kertas ujian kepada Kim Bum

“terimakasih pak...”jawab Kim Bum sambil meraih kertas yang diberikan Mr.Kang dan segera duduk di bangkunya.

Kim Bum melirik kearah So Eun, dilihatnya So Eun sedang berusaha keras mencari jawaban dari soal-soal yang ada di hadapannya. Kim Bum tersenyum dan Ia mulai mengerjakan soalnya juga. Beberapa menit berlalu, Kim Bum telah menyelesaikan soal-soal ujiannya. Dia berdiri dan menyerahkan kertas ujiannya pada Mr.Kang. Temannya sedikit terkejut karna Kim Bum dapat mengerjakan soal itu dalam waktu singkat. The killer Man hanya menyambut kertas Kim Bum dengan senyuman. Dilihatnya hasil kerja anak didiknya itu, lalu dia menganggu-angguk sendiri dengan ekspresi sedikit takjub. Kim Bum kembali kebangkunya, sebelum sampai ia berhenti sebentar di bangku So Eun. So eun sedikit terheran.

“apa nona So eun membutuhkan bantuan?” Bisik Kim Bum dengan nada pelayan

“aish...kau ini senang sekali membuatku marah, sana pergi!”usir So Eun berbisik kesal. Kim Bum tersenyum puas lalu balik kebangkunya.

“Baik anak-anak...waktunya sudah habis, cepat kumpulkan kertas ujian kalian di meja bapak” kata gurunya setelah sepuluh menit berlalu.

“Baik...pak...”jawab murid serentak

“akhirnya selesai juga...”kata So Eun lega

“masih ada sisa waktu, sekarang mari kita bahas soal-soal ujian kita tadi sampai waktu habis. Baiklah saya ingin soal pertama dikerjakan oleh...”Mr.Kang menggantungkan kata-katanya yang berhasil membuat siswa-siswinya pucat pasi.

“hmm..baiklah, soal pertama di kerjakan oleh Kim So Eun, silahkan maju kedepan”sambung Mr.Kang sambil memberikan spidol ketangan So Eun.

So Eun menerima spidol dan maju kedepan dengan tenang. Dia mulai mengerjakan soal yang ada dikertas dengan santai. Setelah lima menit menulis So Eun berhasil menyelesaikan tugasnya. Dia yakin sekali apa yang di buatnya benar dan sempurna. So Eun pun beranjak ke tepi papan tulis untuk melihatkan hasil kerja kerasnya kepada Mr.Kang dan teman-temannya. The killer man memperhatikan hasil kerja So Eun dengan seksama, tampak sedikit gelengan di kepalanya. So Eun terkejut dengan reaksi Mr.Kang tersebut.

“baiklah anak-anak, yang di kerjakan So Eun hampir sempurna, tapi ada sedikit kesalahan ynag membuat jawabannya ini tidak benar, apa ada yang mengetahui letak kesalahan jawaban ini?”tanya gurunya yang membuat So Eun tidak percaya. Padahal dia merasa jawabannya itu sudah tepat sekali.

Belum ada reaksi dari murid yang lain. So Eun terlihat sedikit panik, dia mulai meneliti lagi jawaban yang Ia buat dari baris per baris, tapi ia merasa jawabannya memang sudah tepat. Dia tidak menemukan keasalah jawaban yang ia buat.”apa-apaan si killer ini, dimana lagi letak kesalahanku, ini sudah benar, menyebalkan sekali”oceh so eun dalam hati. Kim Bum mengacungkan tangannya, dia akan mengoreksi jawaban dari So Eun. Setelah di persilahkan Kim Bum maju dengan langkah pasti lalu melirik So eun serambi tersenyum So Eun membalas Kim Bum dengan senyuman sinis. Kim Bum mulai menulis, Kim Bum hanya menambahkan tanda kuadrat di atas lambang cm hasil akhir jawaban tersebut lalu Kim Bum kembali kebangkunya.

“good job Kim Bum...So Eun, kau boleh balik ke tempat dudukmu. Baiklah anak-anak, coba kalian perhatikan, sebenarnya jawaban dari So Eun tadi sudah benar secara garis besar, langkah-langkahnya pun sempurna, namun apabila di hasil akhir terdapat sedikit saja kesalahan maka yang di atasnya menjadi tidak berarti lagi, jadi kesimpulannya, kalian harus memperhatikan juga tanda dan lambang dari jawaban kalian, apabila dari lambang atau tanda ada yang salah maka jawaban yang kalian buatpun akan salah, kalian mengerti?”terang Mr.Kang panjang lebar

“mengerti pak...”jawab semua murid serentak.

“Bel sudah berbunyi, kalian boleh keluar beristirahat...untuk Kim Bum dan Kim So Eun temui saya di ruang majelis guru!”perintah Mr.Kang lalu melesat keluar.

Kim Bum dan So Eun berjalan beriringan menuju ruangan majelis guru, tidak ada satu patah kata pun keluar dari mulut mereka. Mereka berjalan dalam keheningan karna di sibukan oleh pikiran mereka masing-masing.Kim bum berpikir mengapa So Eun juga di suruh ke ruangan guru, padahal dia tidak ada berbuat salah. Sedangkan So Eun masih bertanya-tanya dalam hati mengapa Kim Bum bisa terlambat, namun gengsinya terlalu besar untuk bertanya langsung.

Saat mereka telah sampai di bibir pntu ruang majelis guru,keduanya terlihat celingak-celinguk mencari sosok Mr.Kang. tiba-tiba seseorang memukul pundak mereka dari belakang. Mereka terkejut setengah mati dan langsung memutar badan mereka 90 derajat untuk melihat siapa gerangan yang mengejutkan mereka. Setelah melihat orang yang memukul pundak mereka, seketika senyuman manis terhias di wajah So Eun dan Kim Bum walaupun sedikit di paksakan. Ternyata orang itu Miss. Soe Hwang guru B.Inggris mereka. Miss.Hwang begitu Ia dipanggil terdengar dekat dengan murid-muridnya, tak terkecuali Kim Bum dan So Eun karna Ia guru termuda di sekolah itu. Apabila Miss.Hwang menggunakan bahasa Inggris saat bebicara, maka setiap murid wajib membalasnya dengan bahasa Inggris juga.

“eh...Hi Miss....” sapa Kim Bum dan So Eun ramah

“Hi student...oh my handsome Kim Bum, What are you doing here?” tanya Mr.Hwang dengan nada centil

“Sorry Miss... we have little problem, can you help us?” tanya Kim Bum sopan

“What can I do for you my handsome boy?” tawar Miss.Kang sambil mencubit pipi kanan Kim Bum. Kim Bum memicingkan matanya sebelah kanan sehingga dia terlihat begitu cute walaupun kesakitan*Kyaaa, sedangkan So Eun tertawa geli melihat Kim Bum yang kini mengelus-elus pipi kanannya.

“O.K Miss... We here to meet with Mr. Kang. Can you show to us where him now?, because we can’t see him at this room” kata So Eun yang berhasil mengalihkan perhatian Miss. Hwang padanya.

“Sure...my pretty girl, let’s follow me, I will show to you...” jawab Miss Hwang seraya melangkah, mereka membututi kemana Miss.Hwang melangkah.

“O.k...guys...this is his room. So, Good luck Kids” ucap Miss.Hwang sambil berlalu.

“Thank You Miss...” teriak Kim Bum dan So Eun serentak. Kim Bum pun mengetuk pintu yang ada didepannya.

“Siapa?” terdengar sambutan dari dalam

“ini kami pak...Kim Bum dan Kim So Eun”jawab Kim Bum

“Oh..kalian, masuklah” suruh suara tadi

“Baik...”balas Kim Bum sambil masuk yang di ikuti So Eun

“Maaf Pak...sebenarnya untuk apa bapak menyuruh kami kemari?”tanya Kim Bum ramah

“itu karena hari ini kalian melanggar peraturan, jadi saya akan menghukum kalian berdua. Hukumannya tidak begitu berat, kalian hanya saya suruh untuk periksa hasil ujian teman kalian yang tadi. Khusus punya kalian telah saya periksa sendiri. Waktu kalian hanya sampai jam istirahat berakhir, sebaiknya kalian kerjakan sekarang. Satu lagi, cari tempat sunyi agar teman kalian tidak tahu dan apabila terdapat kesalahan dari pemeriksaan kalian, saya pastikan kalian tidak ingin bersekolah disini lagi!” perintah The Killer Man yang berhasil membuat mereka pucat pasi. Kim Bum segera mengambil berkas yang disodorkan oleh Mr.Kang

“Baik Pak...kami mengerti” jawab Kim Bum dan So Eun lalu pergi meninggalkan ruangan Mr.Kang

“Dimana kita kerjakan ini? Waktu kita hanya tinggal 13 menit”keluh So Eun

“kita kerjakan di atap saja” jawab kim Bum yang diiringin anggukan So Eun tanda setuju. Mereka pun berlarian menuju atap.

“Wah...akhirnya selesai juga kerjaan ini” ucap Kim Bum lega setelah sepuluh menit mereka mengerjakan tugas itu.

“Iya, kita memang team yang hebat, kita tak terkalahkan walaupun oleh the Killer Man itu” sambut So Eun bersemangat, Kim Bum meluncurkan satu jitakan kecil ke dahi So Eun

“Hei..apa yang kau lakukan” So Eun kesal

“menyadarkanmu...waktu kita Cuma sisa tiga menit lagi untuk menyerahkan berkas ini kepada Mr.Kang” jawab Kim Bum lalu berlalu meninggalkan So Eun

“Aish...orang ini ahli sekali membuatku marah” gumam So Eun lalu berlari kecil mengerjar Kim Bum.

“Kita sudah sampai, kini giiranmu yang mengetuk pintunya”suruh Kim Bum ngos-ngosan karna berlari dari lantai 4.

“Haaah...kenapa harus aku?” So eun bingung

“Biar adil...” jawab Kim Bum singkat

“adil apanya”kata So Eun kesal

“sudahlah...aku tidak mau berdebat, cepat lakukan saja” perintah Kim Bum. Dengan kesal So Eun mengetuk pintu ruang Mr. Kang

“masuk...” teriak Mr.Kang dari dalam. Kim Bum memutar ganggang pintu lalu masuk bersama So Eun

“Oh kalian...bagaiman sudah selesai?” tanya Mr.Kang

“sudah Pak...” jawab Kim Bum sambil menyerahkan berkas yang ada padanya.

“Baiklah...sekarang kalian boleh keluar” perintah Mr.kang tanpa mengembalikan Ponsel So Eun.

“Maaf Pak...saya telah menjalani hukuman saya, apa saya boleh mengambil ponsel saya kembali?” protes So Eun sopan

“Oh iya...saya lupa, ini ponselmu”jawab Mr.Kang seraya memberikan ponsel So Eun

“Terimakasih Pak...” sambut So Eun

“tunggu...untuk apa kau menelepon Kim Bum?” tanya Mr.Kang penuh selidik. So Eun di buat shock oleh pertanyaan Mr. Kang, dia tak menyangka Mr.Kang tau kalau Ia menelepon Kim Bum. Dia merasa tertangkap basah karna di sebelahnya masih ada Kim Bum yang kini memandangnya dengan ekspresi bingung penuh tanya. So Eun malu tak dapat berkata lagi.

“So Eun kau tidak boleh menggoda Kim Bum, karena Kim Bum akan kujadikan menantu” canda Mr.Kang, kini gantian Kim Bum yang memerah menahan malu karna melihat So Eun menahan tawa mendengar ucapan Mr.Kang

“Tolong kau pertimbangkan tawaranku ini Kim Bum, sebaiknya kau jadi menantuku biar nanti kita bisa bekerjasama dalam menaklukan dunia dengan penelitian Sains. Camkan itu Kim Bum. Sekarang kalian boleh keluar!”tambah Mr.Kang

Kini wajah Kim Bum tidak memerah lagi melainkan berubah menjadi pucat pasi ketika melihat raut wajah Mr.kang yang serius. Dilihatnya So Eun tampak sedang mengelus-elus perutnya bukan karna sakit melainkan menahan hasrat tertawanya melihat ekspresi Kim Bum. Mereka berjalan beriringan keluar, tawa So Eun pun pecah sampai diluar Ia benar-benar tertawa girang. Sekarang Kim Bum hanya memandangi dengan kagum orang yang menertawakan dirinya itu. Ia terpesona oleh dua bulan sabit yang menghiasi wajah So Eun saat tertawa . Setelah lelah, tawa So eun pun sedikit mereda.

“Kau sudah puas menertawakanku?” ucap Kim Bum kesal

“hei...kau sadar tidak kalau tadi itu kau diwanti-wanti oleh The Killer Man untuk menjadi menentunya, ha..ha...ha...aku tidak bisa membayangkan kalau itu sampai terjadi, kalian akan menghabiskan sisa hidup di Laboratorium bersama, itu meggelikan sekali” kata So Eun menyambung tawanya

“sudahlah terserah kau saja. Aku mau pergi ke Aula dulu, ada urusan. Kau langsung masuk kekelas saja, jangan lupa izinkan aku sebentar” tutur Kim Bum memulai langkahnya

“Baiklah menantu Mr.Kang” ledek So Eun

Mereka berjalan berlawanan arah. So Eun mempercepat langkahnya menuju kelas. Dia sadar kalau dirinya sudah terlambat lima menit. So Eun sangat berharap kalau Miss.Hwang belum sampai di kelas, benar perkiraan So Eun ternyata Miss.Hwang tidak berada di kelas, tapi yang membuat So Eun kaget setelah sampai di ambang pintu Ia pun tak melihat teman-teman sekelasnya berada dalam ruangan itu. So Eun melangkah pelan memasuki ruang kelas sambil clingak-clinguk melihat keseluruh penjuru kelas. So Eun menghentikan aksinya menjadi detektif dadakan setelah berhasil meyakinkan dirinya bahwa memang tak ada seorang pun yang berada di dalam kelas.

“Huh...kemana semua orang? Sekarangkan jadwalnya belajar Bahasa Inggris, lagian Si Miss.Hwang juga tidak muncul” pikir So Eun

“So Eun...So Eun....” teriak salah satu teman sekelasnya

“Ada apa?” desak So Eun saat temanya itu berada didepanya

“Ki...Ki...Kim Bum...dia...” gantung temannya karna tersengal-sengal mengambil napas akibat tadi berlari kencang

“Kenanpa Kim Bum?” tanya So Eun panik

“aku melihat Kim Bum pingsan di Aula, tapi aku tidak tau kenapa” jawab temannya tadi

So Eun melangkahkan kakinya secepat mungkin menuju Aula, segala pertanyaan tentang Kim Bum kini muncul dibenaknya. Perasaannya saat ini sangat kacau. Kecemasan terhadap keadaan Kim Bum kini melanda hatinya. Sesampainya di Aula So Eun tidak melihat satu orang pun kecuali Kim Bum yang tergeletak lemah di tengan ruangan Aula itu. Mata Kim Bum tertutup. So Eun berlari menghampiri Kim Bum, dilihatnya wajah Kim Bum yang memelas pucat pasi. So Eun mengambil posisi duduk di samping Kim Bum dan membawa kepala Kim Bum kepahanya sebagai ganti bantal. So Eun menampar-nampar kecil wajah Kim Bum berharap Kim Bum bisa sadar, tapi apa yang di upayakannya sia-sia So Eun tidak dapat respon apapun dari Kim Bum. Kekhawatirannya memuncak, apalagi So Eun tak melihat seorangpun yang bisa membantunya.

“Kim Bum...Kim Bum...sadarlah... ” pinta So Eun berlinangan air mata

“Kim Bum...Kau ini kenapa? Jangan membuatku cemas begini. kemana semua orang? Padahal ada yang memanggilku tadi” Isak So Eun, air matanya menitik basahi wajah Kim Bum. Melihat So Eun menangis terisak, teman sekelasnya keluar dari persembunyian mereka lalu berdiri mengelilingi So Eun dan Kim Bum. So Eun yang menyadari kedatangan teman-temannya langsung terlihat lega, Ia merasa mendapat bantuan dari Tuhan.

“Hei...darimana saja kalian? Cepat angkat Kim Bum ke School Hospital!” suruh agak marah sambil menyeka air matanya.

“Selamat Ulangtahun Kim SO Eun...” teriak temannya serentak. So Eun tampak kaget.So eun berbalik melihat Kim Bum yang kini memasang senyuman mautnya untuk So Eun

“Selamat ulang tahun So Eun” ucap Kim Bum tanpa rasa bersalah, lalu mengambil posisi duduk.

“Kau...kalian semua bersekongkol mengerjaiku?” tanya So Eun mengacungkan telunjuk pada temannya secara bergantian.

“Kami semua ingin membuat Pesta kejetan untuk mu So Eun, semoga kamu suka. Selamat ulang tahun Kim So Eun” jawab Miss.Hwang yang muncul diantara teman-temannya sambil membawa kue ualang tahun yang dihiasi lilin berangka 17 diatasnya.

“Miss.Hwang...Kau juga ikut...”tanya So Eun tidak percaya

“Sure, because this Day is birthday my pretty girl...” ucap Miss. Hwang tertawa

“Kalian semua...”ucap So Eun dengan mata berkaca-kaca. Semua tersenyum manis kepada So Eun

“Kim Bumlah otak dari semua ini...”bisik Miss.Hwang pada So Eun yang dapat didengar oleh semua. Air muka So eun langsung berubah menjadi kesal. Dia mendekati Kim Bum dengan ekspresi seperti harimau melihat mangsanya yang siap diterkam, dicabik-cabik lalu dilahap tanpa sisa. Kim Bum yang melihat ekspresi bengis So Eun langsung terkejut. So Eun meraih kerah baju Kim Bum.

“wait... tenang dulu So Eun, kau ini kenapa? ” tanya Kim Bum ketakutan

“Kau tanya aku kenapa?” jawab So Eun yang kini siap menerkam Kim Bum. So Eun menabuh Kim Bum seperti orang menabuh bedug saat malam takbiran*semangat 45. Dia sangat kesal karna telah dikerjai Oleh Kim Bum. Kim Bum merintih kesakitan sedangkan Miss.Hwang dan teman-temannya tertawa menyaksikan penganiayaan yang dilakukan So Eun terhadap Kim Bum. So Eun menghentikan aksinya setelah merasa puas.

“Aaaaauuuu....sakit sekali....kau bisa ku laporkan ke polisi dengan tuduhan penganiayaan”rintih Kim Bum mengelus-elus bagian dadanya.

“Oh...begitu...akupun akan melaporkanmu dengan tuduhan penipuan. Kau tau, betapa aku setengah mati mencemaskanmu karna melihatmu tergeletak tak berdaya dilantai. Kenapa tak sekalian saja kau mati...” balas So Eun kesal

“benarkah kau menginginkan aku mati? Tadi saja kau menangis seperti orang kematian suami, bagaimana kalau aku benaran mati” sela Kim Bum menggoda So Eun

“Kau...Ini...” ucap So Eun marah

“Sudahlah...kalau kalian bertengkar terus kapan kita mulai acaranya?. Lihat lilinnya sudah meleleh. Kim Bum cepat ambil tempat mu dan So Eun berdirilah didepan kue mu”perintah Miss.Hwang berusaha melarai

Kim Bum berjalan menuju piano yang terletak di sudut kanan panggung Aula. Setelah melihat So Eun berdiri didepan kuenya Kim Bum langsung menekan tut-tut piano memainkan instrumen lagu ulang tahun yang syahdu*kyaa. Semua orang di Aula mengikuti irama piano dan menyanyikan senandung ulang tahun untuk So Eun. So Eun sangat terharu dan bahagia saat itu, matanya berkaca-kaca tetapi mulutnya menyunggingkan senyuman bahagia dan terkadang tertawa girang. Tak hayal matanya yang seperti dua bulan sabit menghiasi wajahnya. So Eun baru sadar kalau hari ini tanggal 6 September, tepat saat Ia dilahirkan 17 tahun yang lalu. Kini saatnya peniupan lilin, sebelum meniup lilin So Eun make quets dulu, dua menit berlalu So Eun meniup lilin yang diiringi oleh tepuk tangan dari teman-temannya. Semuanya pun menyanyikan lagu potong kue masih dengan iringan piano dari Kim Bum.

Potong kuenya...

Potong kuenya...

Potong kuenya sekarang juga...

Sekarang juga...

Sekarang juga...

So Eun segera memotong kue bertingkat dua yang dibalut dengan coklat itu. Dia memotong dua bagian kecil untuk diserahkan kepada orang-orang terdekatnya. Potongan pertama biasanya diberikan kepada orang tua So Eun, namun mereka tak ada disini maka kue itu diberikan kepada Miss.Hwang sebagai ganti orang tuanya. Miss.Hwang menerima kue dari So Eun dengan senang hati dan meluncurkan sebuah kecupan ke kening So Eun. Potongan kue kedua seharusnya diterima oleh pacar yaitu Geun Suk, tapi Geun Suk juga tidak berada di sekolah saat ini karna Ia sedang mengikuti pelatihan basket nasional. So Eun sangat bersyukur tidak ada Geun suk disini karena denngan begitu ia bisa memberikan kue ini kepada orang yang kini benar-benar mengisi hatinya dan selalu bersemayam dibenaknya serta bayangannya selalu menari-nari dipelupuk mata So Eun. Orang yang pertama kali berhasil membuat jantung So Eun berdebar kencang saat didekatnya, merasa nyaman saat dalam pelukannya. walaupun baru beberapa hari dekat dengannya, So Eun sangat yakin akan persaannya kepada orang yang bernama Kim Sang Bum itu adalah spesial. So Eun melangkah pasti menuju kearah Kim Bum yang kini masih duduk di bangku pianonya. So Eun menyerahkan piring kecil yang berisi satu potong kue kehadapan Kim Bum.

“Ini...untukmu” ucap So Eun diiringi senyum termanisnya.

“apa? Untuk ku?” tanya Kim Bum heran

“Iya..kau mau tidak” jawab So Eun mulai kesal

“benarkah? Mengapa kau berikan padaku?” tanya Kim Bum asal

“Aish...Kau ini, itu karna kau menyebalkan” kesal So Eun

“Oh..terimakasih” ucap Kim Bum cengengesan seraya mengambil kue yang sedaritadi disodorkan oleh So Eun lalu segera melahapnya . So Eun tertawa kecil melihat kelakuan Kim Bum itu.

Acara ulang tahun kecil-kecilan So Eun sudah usai, So Eun menerima banyak kado dari temannya dan junior-junior yang mengaku fansnya So Eun. Alhasil mobil So Eun dipenuhi kado-kado yang diberikan oleh teman dan juniornya satu sekolah. Kim Bum membantu So Eun membawa kado-kado itu ke mobil So Eun.

“bagaimana aku bisa pulang kalau begini? Tidak ada lagi tempat duduk untukku, semua dipenuhi oleh kado” ucap So Eun bingung

“Iya Non... bagaimana sebagian kado ini dibuang saja Non?” saran sopirnya sembarangan

“Ah...itu tidak mungkin Pak, kalau ku lakukan itu berarti aku tak menghargai pemberian orang pada ku” tolak So Eun

“Trus...bagaimana dengan Nona?” tanya sopirnya

“itu gampang, kau pulang dengan ku saja, sekalian kita membahas tugas kelompok dirumahmu. Bukankah tugas itu dikumpul hari selasa? Sekarang sudah hari sabtu, kapan lagi akan kita kerjakan” sambar Kim Bum seraya memasukan kado-kado yang dibawanya ke mobil So Eun

“Iya juga...tapi bukannya kau harus pergi kerja?”tanya So Eun

“darimana kau tau kalau aku bekerja sambilan?” tanya Kim Bum balik

“teman sekelas juga tau kalau kau bekerja sambilan di restoran, barangkali satu sekolah” jawab So Eun

“Oh...ternyata mereka juga memperhatikanku” kata Kim Bum tersenyum

“Kau ini...jadi bagaimanan dengan kerjamu?” tanya So Eun lagi

“kemarin aku sudah minta izin dengan Bos ku, aku memang telah berencanan hari ini untuk menyelesaikan tugas itu. Jadi, sebagai gantinya aku besok akan bekerja lembur” jawab Kim bum

“ Baguslah kalau begitu...jadi, kita kita mengerjakan tugas itu di rumahku saja, tapi bagaimana dengan hewannya? Bukankah tugas kita itu meneliti organ-organ hewan” tanya so Eun

“Bararti kita pergi kerumahmu dulu untuk mendiskusikan hewan apa yang akan kita bedah dan peralatan yang kita perlukan. Setelah itu kita ke rumahku dulu, karna tidak mungkin aku pergi ke pasar memakai seragam lalu kita langsung pergi ke pasar hewan untuk membeli hewan dan peralatannya. Baru setelah itu kita menyelesaikan tugas itu dirumahmu” jelas Kim Bum

“Pasar hewan? Tempat apa itu? ” tanya So Eun bingung

“Pasar hewan adalah tempat khusus jual beli hewan. Dimana dibuatkan satu tempat khusus menjual hewan baik untuk dimakan, dipelihara maupun untuk penelitian. Biasanya dipasar hewan hampir semua hewan ada di sana, kecuali hewan langka yang dilindungi” terang Kim Bum

“Oh...begitu ya...aku baru tau sekarang” So eun cengengesan

“kalau soal itu aku tidak heran lagi ”ucap Kim Bum

“apa maksudmu bicara begitu?” tanya So Eun

“Ah...sudahlah, cepatlah kau naik ini sudah jam dua” suruh Kim Bum serambi memberikan helm kepada So Eun. Kim Bum melajukan motornya mengikuti mobil So Eun setelah memastikan So Eun menaiki motornya.

Kim bum terperangah melihat mobil So Eun masuk lewat pagar dengan design mewah setinggi dua meter. Tampak rumah bak istana yang berdiri kokoh dan elegan di balik pagar itu saat dibuka. Kim Bum terus melajukan motornya mengikuti mobil So eun kedalam. Dia sangat takjub melihat taman disekeliling rumah yang mampu menyegarkan mata saat memandangnya. Kim Bum memberhentikan motornya saat sampai di depan pintu utama rumah tersebut. So Eun turun dari motor yang di ikuti Kim Bum.

“ini rumahmu?” tanya Kim Bum

“yup” jawab So Eun singkat sambil menyerahkan helmnya pada Kim bum

“Dirumah sebesar ini kau tinggal sendiri?” tanya Kim Bum lagi seraya mengikuti So Eun masuk

“Tidak...aku ditemani pengurus Kim dan pelayan yang lain”jawab So Eun

“Orang tuamu?” tanya Kim Bum ketiga kalinya

“kalau soal itu nanti saja kita bahas, sekarang aku pergi kekamar dulu mengambil buku dan catatan tugas kita, kau tunggu aku disini sebentar” ucap So Eun sambil berlari kekamarnya. Kini Kim Bum sendirian di ruang tamu yang terlalu luas menurutnya.

“Maaf tuan...anda siapa?” tanya Pengurus Kim memandang Kim Bum curiga. Kim Bum sedikit terkejut lalu tersenyum, ia pun berdiri dan memperkenalkan dirinya

“Oh..Iya, perkenalkan nama saya Kim Sang Bum yang biasa dipanggil Kim Bum. Saya teman So Eun, saya berada disini untuk mengerjakan tugas kelompok bersama So Eun” terang Kim Bum yang ditutup dengan tundukan tanda hormat. Pengurus membalas menunduk

“Jadi, tuan adalah teman Nona So eun, maafkan saya. Saya pengurus Kim kepala pelayan di rumah ini. Silahkan tuan duduk kembali, anda ingin minum apa tuan?” ucap Pengurus Kim ramah

“Minum? Saya minum air dokter saja” jawab Kim Bum polos

“Air dokter? Air apa itu tuan?” tanya pengurus kim bingung

“maaf, maksud saya air putih” jawab Kim Bum tertawa

“benarkah? Megapa anda menyebutnya Air dokter?” kini pengurus kim penasaran

“Oh...itu, setiap aku dan keluarga ku berobat ke dokter, dokter selalu menyarankan untuk memperbanyak minum air putih, maka sejak saat itu kami menyebut air putih dengan air dokter” jelas Kim Bum serambi tersenyum

“Tuan bisa saja...baiklah saya akan membawakan anda air dokter” kata pengurus kim tertawa kecil

“Pengurus kim, jangan terlalu mendengarkannya, dia terlalu waras untuk dimengerti” sela So Eun dari belakang

“Nona...”ucap pengurusKim seraya menunduk

“bawakan kami jus jeruk saja ya pengurus Kim” pinta So Eun ramah

“Baiklah Nona...” kata pengurus Kim berlalu

“kau ini seenaknya saja memfitnahku didepan pengurus Kim” ungkap kim Bum setelah So Eun berada disampingnya.

“itu memang benar...sejak kapan nama air putih berubah menjadi air dokter hanya karna dokter selalu menyarankan minum air putih, aneh sekali” ledek So Eun

“Hei...itu logika saja, memangnya kau pernah mendengar dokter menyarankan perbanyak minum jus jeruk atau Coca Cola” bela Kim Bum

“Terserah kau saja ... ini buku dan catatan tugas kita” Ucap So Eun sambil menyerahkan catatannya kepada Kim Bum. Kim bum membaca dengan seksama catatan So Eun dan sesekali matanya beralih kebuku panduan. Wajah Kim Bum yang serius memancarkan kharisma yang*tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. So Eun terpesona di buatnya, Ia asyik memandangi wajah Kim Bum yang berusaha keras mengerti isi buku dan catatan yang ada di hadapanya.

“O.k..sekarang aku mengerti, jadi kita hanya perlu memilih dari empat hewan yang disarankan oleh buku ini yaitu tikus, merpati, tokek dan katak. Dari empat hewan ini mana yang kau pilih So Eun?” tanya Kim Bum mengalihkan pandangannya kepada So Eun. So Eun masih melamun memandangi wajah Kim Bum, Kim Bum melambaikan tangannya didepan wajah So Eun yang berhasil membuat So Eun tersadar.

“Eh...apa tadi?” tanya So Eun bingung

“Jadi dari tadi kau tidak mendengarkanku, apa yang kau pikirkan? ” tanya Kim Bum kesal

“Iya, maafkan aku...jadi, apa yang harus dipilih?” tanya So Eun lagi

“ini ada empat pilihan hewan, tikus, merpati, tokek dan katak. Mana yang kau pilih untuk penelitian kita” terang Kim Bum lagi

“Mmm...kalau tikus aku benci, merpati kasihan, tokek aku jijik, katak sajalah!” jawab So Eu ringan

“baiklah kalau begitu kita tinggal membeli katak hijau di pasar hewan serta peralatan yang kita perlukan. Segeralah ganti bajumu ” suruh Kim Bum

“Iya..iya...” jawab So Eun

Baru saja akan melangkah, kaki So Eun tersandung oleh sanding sofa yang berhasil menghilangkan keseimbangan badannya. Kim Bum segera meyambut So Eun sebelum Ia benar-benar jatuh kelantai. Ternyata badan Kim Bum tidak begitu kuat menahan badan So Eun karna Ia juga kehilangan keseimbangannya mereka terjatuh bersama keatas sofa dengan posisi So Eun berada di atas Kim Bum. Wajah mereka sangat dekat hingga saling berpandangan pun tak terhindar antara mereka.debaran jantung yang tak karuan keduanya bisa mereka dengar.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Kim Bum memecah keheningan antara mereka

“Aku tidak apa-apa...maafkan aku” jawab So Eun gugup melepaskan diri dari pangkuan Kim Bum

“Baguslah kalau begitu...” ucap Kim Bum menyunggingkan senyuman mautnya

“Aku kekamar dulu ganti baju” pamit So Eun

“hati-hatilah...” ucap Kim Bum

“Aish...aku ini, apa yang aku pikirkan tadi, wajahnya begitu dekat, tatapannya dalam dan sangat lembut. Aku dapat mendengar detak jantungnya yang berlomba dengan detak jantungku sendiri, bahkan aku berpikir dia akan menciumku...itu memalukan sekali, aduh...megapa jadi panas begini” Omel So Eun pada dirinya sendiri saat sampai di kamarnya.

“Nona mau pakai baju yang mana?” tanya pengurus kim yang muncul dari belakang

“aku ingin memakai baju yang sederhana agar orang tak mengenaliku karna aku dan Kim Bum akan pergi ke tempat umum, tapi tetap tidak membuatku terlihat buruk. Apa aku punya baju seperti itu?” jawab So Eun balik nanya

“tentu saja ada, nona dipakaikan baju apa saja akan tetap kelihatan cantik, karna kecantikan yang nona miliki alami berasal dari dalam diri nona” sanjung pengurus kim

“ah...pengurus Kim pandai sekali memujiku” ucap So Eun tersipu malu

“itu benar Nona...baiklah ini pakaian yang pas untuk nona” kata pengurus kim seraya memberikan stelan baju kaus oblong bergambar Mikie mouse ditengahnya dan celana jeans serta sebuat topi.

“Baiklah aku coba...” jawab So Eun

“Nah, pasti orang tidak akan mengenali nona, tapi masih kurang. Rambut nona kita jadikan ikal saja” kata pengurus Kim. So Eun menyerahkannya kepada pengurus Kim.” Sekarang saya yakin tak ada yang akan mengenali anda nona” ucap pengurus Kim

“Wah, ternyata cantik juga rambut ikal ku, terimakasih pengurus Kim” kata So Eun girang

“Nona, tuan muda yang di bawah pasti terpesona melihat anda” goda pengurus Kim. Wajah So Eun memerah lalu tersenyum malu mendengar ucapan pengurus Kim

“Tuan...nona So Eun sudah siap” tegur pengurus Kim yang membuat Kim Bum sedikit terkejut. Kim Bum berbalik dan terpana melihat So Eun yang turun dari tangga dengan rambut ikalnya.

“Bagaimana tuan...Nona So Eun cantikkan” tanya Pengurus Kim yang membuat Kim Bum salah tingkah

“Ah..Iya, nona anda cantik sekali” puji kim bum yang membuat pipi So eun merah merona

“Kau baru sadar kalau aku ini cantik” ucap so Eun sambil mendaratkan satu jitakan ke dahi Kim Bum

“Aau...kau ini megapa selalu pakai kekerasan” keluh Kim Bum

“Ayo kita pergi” ajak So Eun seraya berlalu keluar

“Pengurus Kim...saya pergi dulu, terimakasih jus jeruknya” pamit Kim bum yang diakhiri dengan sebuaah tundukan,.

“Baiklah tuan...tolong jaga nona kami” balas pengurus Kim menunduk

“Pasti....” jawab Kim Bum berlari kecil untuk mengejar So Eun.

Pengurus Kim hanya tersenyum memandang kepergian mereka. Dia senang sekali melihat canda tawa yang mengiringi Nonanya saat berada didekat Kim Bum. Dia dapat melihat kegembiraan dan keceriaan yang tergambar jelas dari raut wajah nonanya yang jarang sekali Ia lihat.

Dirumah Kim Bum

“Aku pulang...” teriak Kim Bum sambil mengetuk pintu rumahnya

“Ya...tunggu sebentar” jawab suara di balik pintu

“Oppa...kau tidak bekerja” timpal Kim byul yang baru saja membukakan pintu

“Hari ini aku akan mengerjakan tugas kelompok” jawab Kim bum meluncur masuk yang di ikuti kim byul dan So Eun, tapi kim Byul belum tertarik dengan orang yang berada di sebelahnya.

“Oppa membolos?” tanya Kim Byul

“tenanglah, aku sudah meminta izin” kata Kim Bum

“Ouh...oh ya, siapa orang wanita ini?” tanya Kim Byul sambil meneliti wanita yang ada didepannya.

“Hai..Byulie” sapa So Eun sambil mencopot topinya

“Wah...Eunnie...Kau datang, bukankah ini hari ulang tahun mu? Selamat ulang tahun Eunnie” kata Kim Byul girang seraya memeluk So Eun

“terimakasih Byulie...aku kan sudah janji akan datang lagi” ucap So Eun membalas pelukan Kim Byul

“Kalian seperti saudara yang telah terpisah puluhan tahun saja berpelukan begitu” kata Kim Bum lalu meluncur kekamarnya

“Hah...Oppa syirik saja...ayo Eunnie silahkan duduk” ajak Kim Byul

“iya...” balas So eun

“penampilan Eunnie beda sekali hari ini, rambutmu ikal, apalagi menggunakan topi itu, nyaris aku tak mengenalmu” Ungkap Kim Byul

“Ouh ini...berhubung aku dan Kim Bum akan pergi ketempat umum makanya aku menyamar begini, sepertinya penyamaranku berhasil, sampai-sampai kau tidak mengenaliku juga” jawab So Eun seraya tertawa

“Wah...jadi benar dugaanku kalau Oppa dan Eunnie berpacaran? Buktinya sekarang kalian akan pergi ngedate, Eunnie menyamar agar tak dikenali orang sebagai artis...iya kan?” tuduh Kim Byul dengan ekspresi menyelidik yang membuat So Eun salah tingkah tak dapat berkata-kata lagi

“Hei...apa yang kau bicarakan Byulie, aku dan So Eun Cuma pergi ke pasar hewan untuk membeli katak hijau guna penelitian tugas kami...bukan berkenca” sambar kim Bum keluar dari kamarnya

“Ouh...begitu, aku kira Eunnie akan jadi calon iparku” kata Kim Byul memasang tampang sedih

“ha...ha...ha...Kau ini ada-ada saja Byulie, kau doakan saja kakakmu berjodoh denganku, niscaya aku akan jadi iparmu” canda So Eun tertawa

“Amin...” jawab Kim Byul dan Kim Bum berbarengan. Seketika terjadi keheningan, mereka saling berpangdangan-pandangan satu sama lain. Tak lama setelah itu tawa mereka menggema diruang tamu rumah Kim Bum.

“Sudahlah, ini sudah jam tiga, sebaiknya kita cepat pergi” ajak Kim Bum

“Baiklah...tapi aku tak melihat ibumu dari tadi” ucap So Eun berdiri

“Ibu sedang tidur Eunnie...” jawab Kim byul

“Oh...kalau begitu titip salam untuk ibumu ya...aku pergi dulu” pamit So Eun serambi memeluk Kim Byul

“Oke...Eunnie, hati-hati dijalan ya....” balas Kim Byul

“Jaga Ibu ya Byulie, aku pergi dulu” kata Kim bum mengelus lembut kepala adik kesayangannya itu.

“ Baik Oppa...Oppa hati-hati ya...jaga Eunnie juga” ucap Kim Byul

“Iya...” jawab Kim Bum singkat

Mereka berjalan bersama menuju motor Kim Bum. So Eun melambaikan tangannya kearah Kim Byul setelah motor Kim Bum mulai melaju, Kim Byul membalas lambaian So Eun. Kini Kim Byul memandangi kepergian So Eun dan Kim bum hingga mereka tak terlihat lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar